Pages

July 9, 2013

[Cerpen] Cinta di Tanggal Satu Juni


Aku duduk di depan kelas yang pernah kurasakan kenangan pahit. Kenangan pahit yang sulit untuk kuhapus sampai saat ini. Ini adalah sekolah yang pernah membuatku mengeluarkan air mata karena kehilangannya. Dia tidak pergi untuk selamanya. Dia hanya pergi untuk sementara ketika itu. Hari ini adalah reunianku bersama teman-teman seangkatan denganku 2008/2009 SMA 10 Padang. Hari ini tanggal 1 Juni. Bertepatan dengan tanggal itu, hatiku galau karenanya. Sungguh aku masih berharap dia akan ada untukku.
 ”Sin, kok kamu ngelamun di sini?”tanya Popy sahabatku semenjak SMA. 
 ”Nggak, aku cuma ingin duduk di sini!
“Aku ngerti perasaanmu Sin! Aku tahu, kamu belum bisa lupain itu semua!”ucapnya sambil merangkulku.
Ingin rasanya aku menangis dalam pangkuan Popy. Aku ingin mengeluarkan rasa sedihku, rasa sesak batinku. Tapi, hatiku semakin sulit untuk menangis. Entah mengapa, aku pun juga tak tahu. Yang kutahu hanyalah, dia membuat hatiku beku untuk menangis.
**

[Cerpen] Give Me Once Chance

Jika aku bisa kembali pada keadaan normalku, aku akan lakukan. Jika aku bisa memutar waktu yang sempat kubuang sia-sia, aku akan lakukan. Jika aku mampu memperbaiki semua hal yang kurusak, aku akan lakukan. Namun saat ini, aku hanya bisa bersabar menghadapi kenyataan yang melandaku. Aku hanya menanti, secercah kesempatan yang mungkin Tuhan ingin berikan padaku. Walaupun hanya secuil, aku berjanji akan membuat hidup ini lebih berarti.
*
Aku membuang puntung rokok dan melenggang menuju kelas yang kutinggal lima jam yang lalu. Aku mengesampingkan tas sekaligus menyembunyikan korek api yang kubawa dari rumah. Aku melenggang masuk tanpa meminta izin terlebih dahulu dengan guru bidang studi yang mengajar di kelasku.
“Hi you!! Stop!!” teriak guruku dengan suara yang menggema seisi kelas.
“Ya? Are you talking with me?”balasku dengan bahasa inggris yang lancar. Mrs. Tina mendekati dengan wajah hendak menerkamku. Aku masih melihatnya dengan sikap acuh dan bisa dinilai tidak sopan.
“Stephanie!! Apa kamu punya attitude yang baik?” ucapnya keras hingga membuat hening sekelas.
“Entahlah miss, aku ragu. Sudahlah miss, jangan marah- marah. Miss nggak mau cepat tua kan? Haa, kalau nggak mau cepat tua,mending diem, duduk, trus ngajar lagi miss. Sip kan miss?” ucapku santai. Mrs. Tina membanting bukunya di depanku. Aku kebingungan melihat responnya yang menurutku sedikit lebai.
“Apa aku salah bicara, miss?” tanyaku dengan sikap polos.
Mrs. Tina menghela napas sambil mengusap dadanya perlahan. Dia mengambil buku yang tadi dilemparnya, lalu kembali duduk di mejanya. Aku sejenak melihatnya lalu berjalan menuju bangku paling belakang.
*