Seorang Mario Teguh pernah mengatakan bahwa saat kondisi yang benar-benar tertekan, salah satu bentuk perlindungan dari diri sendiri adalah menganggap bahwa dirilah yang paling menderita. Saya tidak mengingat kapan tepatnya kalimat itu diutarakan oleh beliau, tetapi kalimat itu cukup menjadi pertimbangan bagi saya untuk bersikap. Saya akui, bahwa seringkali kita menganggap bahwa kitalah yang paling menderita, bahkan beranggapan orang lain punya kehidupan yang lebih baik. Bagi saya, pemikiran itu adalah naluriah, hanya saja jika terlalu berkelanjutan akan berdampak sesuatu yang tidak baik.
Kehidupan seseorang itu sungguh relatif. Di sisi lain, kita dapat melihat betapa indahnya kehidupan seseorang, namun di sisi yang berbeda betapa jatuh bangunnya orang tersebut menjalani kehidupannya. Seringkali kita berspekulasi sepihak, memberi kesimpulan tanpa memikirkan dua sisi yang seharusnya juga dilibatkan. Akibatnya, kita hanya akan mengetahui, melihat sekilas, tanpa benar-benar memahami kehidupan seperti apa yang dijalani oleh orang tersebut.