Pages

October 19, 2019

[Review] Luka Kata #Candra Malik

Judul : Luka Kata
Pengarang : Candra Malik
Tahun terbit : 2019
Penerbit : Grasindo
Jumlah halaman : 244 halaman

Perumpaman rinduku padamu, adalah pintu yang kau buka tutup hanya untuk kau lewati. Memang bukan aku yang kau tuju, namun jantungku yang berdegup tiap kau datang dan pergi. – Andai Kau Merasa (2018)

Saya menyelesaikan buku ini Juli lalu—dengan kebiasaan berdiri di pojok toko buku. Ini pertama kali saya membaca karangan Candra Malik. Setiap puisi yang ditulis seolah mewakili perasaan dari penulis. Lalu tanpa sadar saya menyukai beberapa puisi yang ditulis oleh penulis. Salah satunya adalah Andai Kau Merasa dan Setapak Untuk Pulang.

…Nanti jika waktu telah datang, air mata takkan lagi berlinang. –Setapak Untuk Pulang (2017)

Saya belum pernah menulis review buku sekumpulan puisi. Alasannya karena saya tidak begitu paham tentang penulisan puisi. Pemilihan diksi, struktur kalimat, dan hal-hal lain yang tidak saya pahami. Hanya saja, saya menyukai setiap pemilihan diksi dari penulis dan pola dari setiap bait—teratur dan terdengar indah.

…Selemah-lemah doa, Dia mendengarnya. – Tak Lupa Bahagia (2017)

Saya selesai dengan buku ini dan memberikan 4/5 bintang.

…Cinta mengajariku hal-hal sederhana
Dan setidaknya aku telah mencoba
Pada hal-hal yang tak terkatakan
Oleh Tuhan, kita takkan didiamkan
(2018)

July 11, 2019

[Review] Pergi #Tere Liye

Judul : Pergi
Pengarang : Tere Liye
Tahun Terbit : Juni 2018
Penerbit : Republika
Jumlah Halaman : 455 halaman

Sinopsis:
"Sebuah kisah tentang menemukan tujuan, kemana hendak pergi, melalui kenangan demi kenangan masa lalu, pertarungan hidup-mati, untuk memutuskan ke mana langkah kaki akan di bawa Pergi."
###

June 26, 2019

[Jurnal] Tentang Ibu dan Ayah

Pict by Pinterest
Saya ingat sebuah kalimat: ketika kelak mereka tiada, tidak akan ada lagi yang mencintaimu seperti mereka mencintaimu.

Hingga detik ini, Allah masih memberikan kesempatan kepada saya untuk bertemu dengan mereka. Pertemuan dengan mereka adalah sesuatu yang tidak bisa digantikan oleh apa pun. Alhamdulillah.

Hari ini, saya nyaris berumur 24 tahun. Saya menyadari bahwa telah panjang perjalanan mereka untuk membesarkan saya. Bukan waktu yang singkat karena perlahan mereka beranjak tua. Rambut yang dulunya hitam, kini berubah menjadi putih. Tubuh yang dulunya kuat, kini mulai goyah oleh lelahnya pekerjaan. Mata yang biasanya sanggup menemani hingga larut, kini memutuskan beristirahat lebih dahulu. Hingga semua pikiran itu bertemu pada satu hal: waktu saya dan waktu mereka tidak lagi banyak. 

Ada banyak hal yang terjadi dalam kurun waktu 24 tahun. Saya bersyukur diberikan ingatan yang baik tentang hal ini. Saya ingin belajar untuk menghargai setiap hal yang terjadi walaupun terkesan sederhana. Saya adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga ini. Meskipun begitu, saya ditempa dengan 'keras'-nya tangan seorang ayah dan 'lembut'-nya hati seorang ibu. Kehidupan yang saya jalani tidaklah mudah. Hanya saja setiap hadir kesulitan, Allah yang kuatkan dan doa mereka dalam senyap. Bagi saya, dua hal itu lebih dari cukup.

Ketika beranjak dewasa, kita akan cenderung memutar ingatan saat dulu kanak-kanak. Bukan hati ingin kembali. Tapi ingin tertawa bersama mereka, menceritakan hal-hal konyol yang tak terduga pernah dilakukan sewaktu kecil. Saya bersyukur memiliki komunikasi yang baik dengan mereka. Komunikasi yang baik bukan berarti menceritakan semua pada mereka. Ada hal yang sepatutnya dibagi, dan ada hal yang lebih baik disimpan sendiri. Bukankah mereka hingga sekarang adalah pendengar terbaik untuk setiap keluh kesah? Tahukah bahwa mendengarkan cerita mereka teramat menyenangkan.

June 13, 2019

[Review] Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta #AlviSyahrin

Judul : Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta
Pengarang : Alvi Syahrin
Tahun Terbit : Desember 2018
Penerbit : Gagasmedia
Jumlah Halaman : 223 halaman

Sinopsis:
Jika kita tak pernah jatuh cinta, mungkinkah kita bisa lebih menghargai diri sendiri dengan melepaskan dia yang selalu menyakiti?

Terkadang, cinta memang sakit dan rumit. Namun, bisa pula membuat bahagia dan senyum. Tidak ada habisnya. Keduanya bersimpangan, tetapi pasti kita rasakan.

Jika kita tak pernah jatuh cinta dituliskan untukmu yang pernah merasa terpuruk karena cinta, lalu bangkit lagi disebabkan hal yang sama.

###

January 2, 2019

[Review] Rumah Lebah #Dodi Prananda

Judul : Rumah Lebah
Pengarang : Dodi Prananda
Tahun Terbit : 11 Agustus 2014
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Jumlah Halaman : 276 halaman

Sinopsis:
Kehidupan di rumah lebah adalah harmoni. Didiami pasangan suami-istri yang saling mencinta, Rama dan Shinta. Para boneka yang menghuni toko mungil mereka memiliki harmoni kehidupan mereka sendiri. Pesta, persaingan, perselisihan, dan semuanya sangat mewakili dua kehidupan yang berbeda. 

Ketika Shinta memutuskan untuk mengangkat anak, mulailah terjadi riak-riak dalam kehidupan dua dunia itu. Akankah rumah lebah mampu melanjutkan harmoni itu?
###