Pages

December 31, 2018

[Review] Le Petit Prince (Pangeran Cilik) #Antoine De Saint-Exupery

Judul : Le Petit Prince (Pangeran Cilik)
Pengarang : Antoine De Saint-Exupery
Tahun Terbit : Desember 2011
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 120 halaman

Sinopsis:
Pangeran Cilik termasuk buku yang paling banyak diterjemahkan di dunia. Konon pernah disadur ke dalam 230 bahasa asing. Buku ini memang luar biasa. Tampaknya seolah cerita anak-anak. Tapi sebenarnya dinikmati dan direnungkan juga oleh orang dewasa. Lewat cerita seorang anak yang mengamati dunia dengan mata naif dan lugu, Saint-Exupery menyentuh beberapa nilai dan pengalaman manusia yang paling dasar, seperti kekuasaan, tanggung jawab, dan cinta. Dongeng yang mengharukan sekaligus amat mendalam ini termasuk karya-karya agung sastra dunia yang tidak terlupakan.
###

Saya membeli buku ini tahun lalu dengan pertimbangan komentar positif di goodreads. Sempat kesulitan mencarinya karena stok yang terbatas. Kira-kira November tahun lalu buku ini berada di tangan saya, namun sempat tertimbun hampir setengah tahun. 

Desember 2018 barulah saya sepenuhnya menyelesaikan buku ini. Sempat beberapa kali terhenti lalu membaca ulang buku ini. Perasaan saya usai membacanya yaitu buku ini terlalu manis dengan pesan moral yang cukup kental. Buku ini sebenarnya lebih tepat ditujukan kepada orang dewasa dibanding untuk anak-anak. Walaupun yang bercerita adalah seorang Pangeran Cilik, tapi kita sebagai pembaca diajak untuk melihat dengan sudut pandang orang dewasa. 

Buku ini adalah sebuah dongeng. Penulis bertindak sebagai 'aku' yang secara tak terduga bertemu dengan pangeran cilik. Lalu, mereka berteman serta saling melempar pertanyaan. Awalnya saya sempat bingung, lalu membacanya ulang. Kehidupan anak-anak penuh dengan keluguan dan kepolosan. Anak-anak tidak memerlukan keseriusan. Mereka tidak perlu penjelasan. 

Benar memang, ketika beranjak dewasa kita menganggap segalanya menjadi lebih rumit. Setiap perkara kita menghendaki penjelasan bahkan memaksa agar semua itu ada. 

Orang dewasa menyukai angka-angka. Jika kalian bercerita tentang teman baru, mereka tidak pernah menanyakan hal-hal penting. Mereka tidak pernah tanya, "bagaimana nada suaranya?...mereka bertanya, "berapa umurnya? berapa saudaranya? berapa berat badannya?"--halaman 21.

Bagian yang membuat saya terkesan adalah ketika Pangeran Cilik melalukan perjalanan ke setiap planet. Setiap planet dia bertemu orang yang berbeda, hingga perjalanan itu menemukan titik terang bagi saya sebagai pembaca: sebenarnya apa tujuan hidupmu? Setiap planet itu dihunyi oleh seorang raja, pengusaha, pemabuk, ahli bumi, dan penyulut lentera. Semua dari mereka berusaha menjadikan bintang adalah milik mereka, tapi bintang tidak pernah merasa memiliki mereka. Nah, pada bagian ini saya sungguh berpikir. 

"Aku mempunyai sekuntum bunga yang kusirami setiap hari. Aku mempunyai tiga gunung berapi yang kubersihkan setiap minggu. Aku juga membersihkan yang sudah mati. Siapa tahu! Bagi bungaku dan gunung-gunungku ada gunanya aku memilikinya. Tetapi kau tidak ada gunanya bagi bintang-bintangmu..." --halaman 58.

Ini tentang hubungan timbal balik manusia, saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya.

Perjalanan Pangeran CIlik dari satu planet ke planet lainnya banyak memberikan renungan bagi saya secara pribadi. Banyak yang tidak kita pahami tentang hidup ini sebagai orang dewasa. Terkadang kita berusaha melakukan sesuatu, bekerja keras dengan gigihnya, namun tidak pernah tau apa yang sebenarnya yang dicari. Ah, ini tentang tujuan hidup. 

Seringkali kita juga cepat merasa puas. Padahal, yang dimiliki hanya sedikit belum cukup menjadikan kita orang hebat. 

"Aku selama ini menganggap diri kaya dengan sekuntum bunga tunggal, padahal aku hanya memiliki sebuah bunga mawar biasa. Bunga itu serta tiga gunung berapi yang hanya setinggi lututku, apalagi yang satu barangkali sudah padam untuk selama-lamanya, tidak menjadikan aku seorang pangeran yang begitu agung." --halaman 80.

Buku ini menarik untuk dibaca oleh siapapun. Saya menyarankan agar membacanya dengan pelan, tidak terburu-buru. Karena dengan begitu, kita akan paham apa yang sebenarnya penulus ingin disampaikan kepada pembaca. Buku ini hanya 120 halaman, rasanya satu hari pun dapat diselesaikan sekaligus ilustrasi gambar yang memanjakan mata. 

Saya memberikan 5/5 bintang untuk buku ini. Dan, ingin sekali membacanya ulang. 
Sayangnya, masih banyak timbunan buku yang mesti dihabiskan. 

Dan, selamat membaca :')

No comments:

Post a Comment