Judul : Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
Pengarang : Marchella FP
Tahun Terbit : Oktober 2018
Penerbit : POP
Jumlah Halaman : 200 halaman
Pengarang : Marchella FP
Tahun Terbit : Oktober 2018
Penerbit : POP
Jumlah Halaman : 200 halaman
Barangkali
sudah lama saya tidak lagi membaca berjam-jam di Gramedia sambil berdiri, lalu pulang dengan menyelesaikan satu buku. Saya menemukan buku ini dengan mudah. Bukan tanpa alasan saya memutuskan untuk membacanya. Beberapa bulan belakangan beranda di media sosial saya penuh dengan promosi buku ini. Lalu, entah kenapa saya pun ikut penasaran untuk membacanya.
Awalnya saya mengira bahwa buku ini akan bercerita tentang sepasang kekasih. Nyatanya, tidak demikian. Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini-- seorang ibu yang menulis surat kepada anaknya, tentang bagaimana seharusnya menjalani hidup.
Ini pertama kalinya saya membaca tulisan Marchella. Menurut saya, ini perkenalan yang baik. Karena, esok-esok saya ingin membaca karyanya yang lain. Saya suka dengan kalimat-kalimat sederhana yang disuguhkan penulis. Sederhana namun cukup membuat saya lama untuk membalik halaman selanjutnya.
"Saat terlalu sibuk mencari, jawaban dari ratusan pertanyaan, jangan sia-siakan mereka yang ada dalam proses pencarian."
Buku ini memang berisi pesan-pesan singkat seorang ibu kepada anaknya. Hingga saya pun paham, bahwa sebenarnya kelak jika menjadi seorang ibu, 'tinggalkan sesuatu' yang dapat diingat untuk waktu yang lama, semisal tulisan.
"Banyak kesempatan baik hadir karena direncanakan, tapi akan lebih banyak yang hadir karena perbuatan baik."
Hal yang saya sesalkan adalah, terlalu cepat saya menyelesaikannya :'). Barangkali jika ditulis lebih panjang dengan mengangkat sebuah konflik, buku ini akan lebih terasa pesan yang ingin disampaikan penulis. Ingin sekali penulis menjadikan buku ini sebuah novel (maksa :D)
"Berada di ruang ini, mungkin sudah takdirmu. Tapi jendela mana yang ingin kamu lihat, itu pilihanmu."
Saya suka dengan buku ini, terlepas dari cover nya dalam bentuk hardcover. Pemilihan gambar di setiap pesan juga tepat dan bermakna. Sehingga apabila pembaca kurang paham makna pesan yang disampaikan penulis, silahkan lihat gambarnya.
Pesan singkat yang disajikan terbilang cukup realistis , tidak kalimat klise belaka. Hal ini membuat pikiran saya menerimanya dengan baik. Terkadang, ada beberapa kalimat pembangun namun terkesan hanya 'omong kosong' semata.
"Kita sedang sama-sama bergerak, mungkin menuju titik yang sama, atau mungkin berlawanan. Tolong, jangan bertabrakan"
Dan, saya selesai dengan buku ini. Saya memutuskan memberikan 4/5 bintang. Ingat, apa yang kamu baca adalah cerminan keadaanmu saat ini. (Hahaha)
Penutupnya entah kenapa saya menyukai kalimat ini. Barangkali kita harus bersikap demikian.
"Nanti, bila kamu datang ke hidup orang lain, beri tahu alasannya. Hingga nanti, kamu harus berhenti... beri tahu alasannya. Jangan siksa mereka menebak lanjutan cerita."
Salam.
No comments:
Post a Comment