Chloe memasuki kafe yang biasa ia kunjungi. Ia
melepaskan mantel coklatnya, dan berjalan lunglai menuju meja di sudut ruangan.
Ia selalu duduk di sana, karena terdapat lilin berbau lavender yang ia sukai.
Ia mendesah putus asa. Beberapa jam yang lalu, ia berdiri di ambang pintu kamar
ibunya. Ia memandang tubuh yang terbaring beku di atas ranjang. Semua itu disebabkan
oleh faery—peri dengan tubuh sebesar
manusia. Hanya orang-orang tertentu yang dapat melihat faery,
karena mereka adalah makhluk tak kasatmata.
Seorang pelayan bertubuh tegap dengan rambut kemerahan
mendatanginya. Perawakannya tidak seperti manusia pada umumnya. Chloe melihat
bahwa ada pancaran layaknya matahari dari tubuh itu. Pikiran- pikiran aneh di
benaknya segera terjawab ketika seorang faery mengikuti laki-laki itu dari
belakang.
“Ada yang bisa saya bantu?” tanyanya ramah. Chloe
menunjuk makanan yang terdapat di daftar menu tanpa melihat laki-laki itu. Perasaannya
tidak enak. Ia meringis perih saat faery yang
mengikuti laki-laki itu membelai pipinya. Tindakannya terhenti ketika laki-
laki itu berdeham pelan.
“Baik, mohon tunggu sebentar.” ucap laki-laki itu, dan
pergi meninggalkannya.
“Apa kau sudah gila??” bisik Fredi saat berada di
ruang ganti pada faery yang
mengawalnya.
“Aku sengaja melakukannya, dia adalah bagian dari
kita. Dia dapat merasakan apa yang kulakukan padanya.” ujar faery itu.
“Walaupun begitu, kau harus bisa menahan diri. Kita
tidak boleh sampai ketahuan di sini. Kau ingat?? Aku bertaruh nyawa untuk ini
semua!” ucapnya masih menjaga frekuensi suaranya.
“Aku punya firasat gadis itu mengetahui keberadaan
liontin Petinggi Musim.” ucap faery itu
lagi.
Liontin Petinggi Musim adalah nyawa bagi keseimbangan
musim di dunia faery dan manusia.
Walaupun semua faery memiliki liontin
untuk nyawanya, tetapi Petinggi Musim dapat menciptakan musim dengan liontin
itu. Jika liontin terlepas dari Petinggi Musim, tidak akan terjadi pergantian
musim. Petinggi yang masih menggunakan liontin adalah Raja Musim Dingin.
Akibatnya, tiga tahun terakhir ini dunia manusia dan faery mengalami musim dingin tiada henti.
“Baiklah, kita akan mengikuti gadis itu.” ucapnya memutuskan.
***
Chloe membayar makanannya, dan melenggang meninggalkan
kafe. Ia merapatkan mantel karena udara dingin semakin memenuhi tubuhnya. Sudah
beberapa hari ini, ia mendapat kabar bahwa temperatur untuk satu minggu ke
depan dapat mencapai enam derajat celcius.
“Faery-faery!
Awas kau!” rutuknya dalam hati. Ia membenci faery.
Makhluk-makhluk bersayap itu menyebabkan ibunya membeku. Ia sadar, bahwa ia
adalah bagian dari mereka. Ibunya adalah Ratu Musim Gugur di dunia faery, sedangkan ayahnya adalah manusia.
Ia menghela napas saat melihat empat orang faery berjalan mendekatinya. Ia tetap berjalan
tanpa mempedulikan keberadaan mereka yang semakin dekat dengannya. Faery itu mencegat lengannya. Ia
berusaha melepaskan, tetapi ia tak berdaya. Ia merasakan pergelangan tangannya mati
rasa. Tangan faery itu menjalar ke
seluruh persendian tubuhnya sampai pada lehernya, lalu mencekiknya kuat. Sekujur
tubuhnya perlahan membeku, dan kuatnya cekikan faery menyebabkan ia tak mampu lagi merasakan apa-apa. Tubuhnya
membeku.
***
Fredi sengaja mengikuti gadis itu. Ia ingin tahu
kaitan liontin Petinggi Musim dengan gadis yang diikutinya. Tiba-tiba
langkahnya terhenti, ketika empat orang faery
—faery musim dingin berjalan
mendekati gadis itu. Ia mundur, dan bersembunyi dibalik pohon bersama faery yang mengawalnya. Ia menyaksikan
apa yang dilakukan faery terhadap
gadis itu. Ia melangkah hendak menyelamatkan gadis itu, tetapi lengannya
dicegat oleh faery pengawalnya.
“Jangan ceroboh! Kau tidak ingin ketahuan menyamar
sebagai manusia kan? Ketahuan, berarti kau harus siap mati. Itu hukum faery!” ucapnya memperingati. Fredi
kembali bersembunyi, dan melihat faery-faery
itu terbang entah kemana.
“Tunggu, aku akan memastikan mereka benar-benar
pergi.”
Setelah mendapat pertanda dari pengawalnya, Fredi
berlari menggapai tubuh gadis itu dan memeluknya. Ia tahu, bahwa kekuatannya
mampu mencairkan kebekuan tubuh gadis itu. Ia adalah anak dari Raja Musim
Panas—faery musim panas.
***
Chloe membuka matanya perlahan, dan tak menyangka jika
ia berada dalam pelukan laki-laki yang tidak dikenalnya. Ia merasa
tubuhnya menghangat. Ia menghirup bau
bunga matahari dari tubuh laki- laki itu, dan mulai berpikir aneh lagi.
“Kau sudah sadar?” tanyanya sambil melepas pelukan
pada Chloe. Ia terdiam beberapa saat, dan menyadari bahwa laki-laki itu adalah
pelayan kafe yang dimasukinya. Tiba-tiba ia teringat tentang faery yang menyentuh pipinya.
“Apakah kau...” ucapannya menggantung saat laki-laki
itu tiba-tiba memakaikan mantel yang ia kenakan pada Chloe.
“Sebaiknya aku antar kau pulang. Nanti kita bicarakan,
bagaimana?” ucapnya. Chloe mengangguk, dan berjalan bersamanya menuju rumah.
Fredi meraihnya tangannya, dan mengenggam tangannya.
“Kau kedinginan, biarkan aku melakukan ini.” ucapnya
mempererat genggamannya.
***
“Baiklah, kau harus menjelaskan semua ini kepadaku.
Kenapa kau menyamar menjadi manusia? Bukankah hal itu terlarang?” Chloe
bertanya lebih dahulu ketika berada di rumahnya.
“Apa salah seorang keluargamu petinggi faery?“ tanya Fredi to the point tanpa mempedulikan pertanyaan Chloe.
“Hah? Bagaimana... kau tahu? Kau mematai-mataiku? Kau
juga tahu ibuku Ratu Musim Gugur?” jawab Chloe gugup. Chloe berdiri dari
kursinya, dan mengisyaratkan agar laki-laki itu keluar dari rumahnya.
“Tunggu, Ratu Musim Gugur?” tanya Fredi tak menyangka.
Ternyata ia berada di tempat yang benar. Tujuannya ke bumi adalah mencari
keberadaan Ratu Musim Gugur. Saat Raja Musim Dingin mengambil liontin Petinggi
Musim, Ratu Musim Gugur kembali ke tempatnya yaitu bumi. Ia telah menikah
dengan manusia yang menyebabkan tempat kembalinya adalah dunia manusia,
sedangkan petinggi yang lainnya tetap di dunia faery.
“Aku butuh ibumu. Aku tahu cara untuk
membangunkannya.” ucapnya sungguh-sungguh.
***
Tiga bulan yang
lalu...
“Aku akan
mendapatkannya. Aku akan menguasai dunia.” ucap Raja Musim Dingin. Ia tersenyum
licik pada tiga orang Petinggi Musim.
“Kau penghianat!”
teriak Raja Musim Panas.
Ketiga Petinggi
Musim telah disandra oleh Raja Musim Dingin. Ia berniat menguasai dunia dengan
kekuatannya. Ia berjalan mendekati Ratu Musim Gugur, dan membelai pipinya.
“Ternyata, kau
masih secantik yang dulu. Sayang, aku tak mampu memilikimu.” ucapnya berpura-pura
sedih.
“Diam kau! Apa
tidak puas membunuh suamiku?” sergahnya marah.
“Oh tidak! Aku
belum puas sebelum melihatmu hancur, termasuk putrimu.” ucapnya dengan tatapan
tajam.
“Jangan pernah
menyentuhnya!!” larangnya dengan berteriak.
“Siapa kau? Kau
dan dua raja di sini, berada dalam cengkramanku. Apa yang bisa kau lakukan?
Menyihirku? Hahaha, bahkan kau sendiri tak mampu bergerak. Sungguh, kau melukai
hatiku.” ucapnya lagi.
“Ah, sepertinya
aku banyak bermain-main dengan kalian.” sambungnya. Ia berjalan mendekat, dan
merenggut liontin permata dengan lambang daun di lehernya. Detik itu juga,
sekujur tubuh Ratu Musim Gugur membeku dan menghilang dari tempat itu.
“Apa kau sudah
gila!!!!” teriak Raja Musim Panas.
“Apa? Kau akan
ikut mati.” ucapnya sekaligus merenggut liontin berlambang bunga matahari dan
tulip.
***
“Kau hanya perlu berjalan di belakangku.” suruh Fredi.
Mereka memulai pencarian liontin untuk menghidupkan petinggi-petinggi itu
kembali.
“Apa kau yakin ada di sini?” tanyanya ragu. Chloe
melihat dua gundukan es yang terletak berseberangan dengannya.
“Jejak perjalanan ibumu mengatakan liontin itu
digantung di sini. Gundukan itu.. aku rasa adalah Raja Musim Panas dan Musim
Semi. Tunggu.. apa kau melihatnya?” tanyanya. Fredi menunjuk ke arah kawah yang
berada dibawah tempat itu.
“Astaga.. bagaimana bisa kita?” Tiga liontin itu tergantung
di atas kawah kematian. Kawah kematian adalah tempat membunuh para penghianat faery. Tidak ada yang dapat selamat
apabila jatuh ke sana. Fredi telah melangkah mantap, dan detik berikutnya ia
telah berubah menjadi faery. Tetapi
langkahnya terhalang dikarenakan kurang lebih dua puluh faery tiba-tiba menghadangnya.
“Chloe.. pergi dari sini!” teriaknya. Chloe panik, dan
kesulitan untuk keluar. Ia ketakutan, karena banyak faery juga ikut menghadangnya. Faery-faery
mendekat padanya, menyentuhnya. Ia tidak bisa melakukan apa-apa. Ia tidak
memiliki kekuatan sedikitpun.
“Chloe.. lari! Jangan hiraukan mereka!” teriak Fredi
lagi. Ia berusaha untuk melawan semua faery
yang menghadangnya. Ia tidak berniat mengambil liontin itu sekarang, ia
ingin berlari pada gadis itu. Namun, jumlah faery
semakin banyak mengemung sisinya. Ia tetap melawan mereka semua, sambil melihat
Chloe yang berlari menjauh dari tempat itu. Ada sedikit kelegaan baginya karena
faery-faery tidak mengikutinya. Tetapi
Raja Musim Dingin muncul tiba-tiba, dan melumpuhkan gadis itu dengan serangan
salju raksasa. Gadis itu tak berdaya, dan kulitnya memutih layaknya mayat
dengan darah segar keluar mulutnya.
“Chloe!!!” teriak Fredi. Tubuhnya tiba-tiba panas, dan
membuat ia bertindak tanpa berpikir lagi. Amarahnya telah tiba dititik
tertinggi. Ia hanya ingin mengejar gadis itu. Tidak seharusnya gadis itu berada
di sini, bersamanya. Harusnya ia melarang gadis itu untuk datang ke sini. Ini
salahnya.
***
Chloe menggandeng ibunya keluar rumah. Ia tersenyum
melihat ibunya telah sadar. Fredi berhasil menggambil liontin Petinggi Musim,
dan membunuh Raja Musim Dingin dengan memasukkannya ke dalam kawah kematian. Satu
minggu yang lalu, ia pergi ke dunia faery
bersama ibunya untuk menghadiri penobatan Raja Musim Dingin yang baru.
Tetapi, ia takkan pernah berjumpa dengan Fredi—laki-laki yang memberikan nyawa
untuknya.
Ia menghirup udara di musim semi pertama sejak tiga
tahun terakhir ini. Ia kini merasakan tubuhnya berbau bunga matahari seperti
Fredi. Ia memegang liontin itu, dan tersenyum lirih. Tubuhnya menghangat oleh liontin
itu. Chloe merindukan faery itu—Fredi.
***
(Naskah Lomba Cerbul Kasfan adisi Desember 2013 )
No comments:
Post a Comment