Pages

August 13, 2013

[Jurnal] Our Story, About Us


Aku tidak tahu kenapa menulis cerita ini. Bingung sekaligus harus berpikir keras untuk menjemput memori beberapa tahun silam. Hari ini adalah satu hari sebelum menuju hari nan berkah—aku menulisnya. Sambil mendengarkan alunan lagu Original Sountrack Serial Drama Friends—Aku juga kurang tahu. (No one could ever know me || No one could ever see me || Since you're the only one who knows what it's like to be me|| Someone to face the day with || Make it through all the best with || Someone who always laughs at || Even when I'm at my worst, I'm best with you) :’)


Sebelum aku bercerita panjang lebar, aku ingin bertanya siapa aku. Aku hanya seseorang yang mencoba menulis tentang “mereka”, karena ada hal penting yang menurutku perlu untuk kuceritakan. Terdengar klise, namun aku berusaha menjadikan tulisan ini layak dibaca dan seharusnya dikenang :’))) . Semoga aku mampu bercerita tentang “mereka” yang sesungguhnya mempengaruhi sedikit banyak masa putih abu-abuku.

Dulu.. jauh sebelum aku mengenal “mereka”,  ada tabiat yang terkadang membuatku enggan untuk mempercayai, atau mengenal seseorang lebih jauh (pengecualian untuk beberapa sosok *nama sensor*). Aku lebih suka mengenal orang lain, berteman, dan cukup untuk menghabiskan waktu sekedar candaan-candaan ringan, atau obrolan ringan semata. Aku memiliki suatu bentuk ketakutan untuk mengenal seseorang lebih jauh. Aku takut, ketika aku menganggap mereka adalah sahabat untukku, tetapi mereka menganggapku tidak ada. Aku juga takut, ketika aku mulai mengenal mereka, berbagi, dan semuanya, aku hanya dijadikan tempat sandaran untuk berkeluh kesah. Sedang masa bahagianya, mereka entah kemana. Itulah yang membuatku takut. Sungguh menyakitkan, bukan? Maka, aku menyudahi semua itu melalui tabiat buruk tersebut. Hal semacam itu membuatku ragu untuk merangkul mereka dan imbasnya adalah, mereka  yang sebenarnya ingin merangkulku,  tetapi aku tidak mampu merangkul mereka. Menyedihkan sebenarnya, namun anehnya aku mampu melaluinya.

Namun kebiasaan burukku perlahan memudar. Sejak aku melangkahkan kaki  memasuki jurusan eksak. Ada angin yang menurutku mulai ingin berbagi, dan ingin mempercayai. Aku ingin saat itu :’)
Aku tidak tahu harus menyebut “mereka” apa. Aku hanya tahu mereka “teman yang baik”, bahkan lebih dari sekedar teman. Aku mengenal mereka di kelas yang menurutku ingin kumasuki hingga saat ini – Einstein. Kurnia Yusnedi Lusi Marjoni dan Yulita Kurniawan:’D (terimakasih :*)

Aku tetap tidak bisa menceritakan bagaimana mereka :’( karena terlalu sulit di ungkapkan dengan kata-kata. Hikshiks. Satu hal yang ingin kuucapkan, aku sungguh telah menganggap kalian SAHABAT sejak kita mulai berbagi,  dan ‘ngerumpi’ tentang banyak hal :’( So, would you be me as your best friend guys??? :’( 




Kurnia Yusnedi—aku menyebutnya si ‘ratu over’. Hahaha (peace!!). Entahlah, diantara kami bertiga, menurutku dia yang paling lain. Lain darimana? Tentu dari banyak hal. Oke, let’s talk about her.  :P Dia memiliki over kecintaan terhadap warna pink. Yap, warna yang selalu kuhindari tetapi tidak berhasil, karena orangtuaku menyukai warna itu!! Siapapun yang bertemu dengannya, pasti di antara barang-barangnya ada berwarna pink. Bahkan saking parahnya SEMUANYA. Mungkin banyak sebutan dariku untuknya, karena dia terlalu ‘lain’. Aku sering memanggilnya ‘Niha’ – panggilan sayang (#eaaa) padanya. Dia itu over pink, over histeris, dan over nge-like status orang. Sebenarnya, aku cukup heran kenapa bisa mengenal sosok sepertinya. Haha.  Pernah suatu ketika ada insiden yang dilarang untuk disebutkan di ruang PMR. Saat itu, dia bicara sendiri, dan memukul-mukul kakinya sendiri. Menyeramkan, karena aku tepat duduk di dekatnya. Hihihi. Dan.. apalagi tentangnya?? Tentu saja, dia begitu terobsesi dengan pelajaran Biologi, dan catatannya sama rempong dengan Yuyun. Hahaha. Bahkan, dia anak kesayangan ‘mami’. Wkwk. Banyak hal yang sesungguhnya mampu kuceritakan. Tetapi, hanya itu yang kuingat saat ini.   ^ ^ Bagaimanapun, dia teman sekaligus sahabat yang baik. :*

Lusi Marjoniwho she is?? Aku tidak begitu mengenalnya sebelum aku terjebak dalam berbagai tugas, dan kegiatan yang mewajibkan aku bersama tiga orang lainnya harus ikut andil dalam tugas tersebut. Aku hanya tahu, jika dia *teet* yang sekelas dengannya (ketua kelas einstein). Namun semenjak duduk di kelas XII, aku benar-benar dekat dengannya. Bahkan kemana-mana harus bersama. Jiahaha. Jika dilihat dari segi kepribadiannya, dia tidak ada bedanya dengan Yuyun ketika pertama mengenalnya. (over pendiam :D) Hal paling berkesan selama aku mengenalnya adalah, saat aku mampu berbagi ketika dia memiliki perasaan yang sama denganku. Ya, berbagi ketika semua orang sibuk membentuk adonan ‘kue mochi’. Do you remember this moment?? You must know that, this time make me want to share everything. Oke, lupakan tentang galau karena tulisan ini tentang mereka. Hahaha. Apalagi tentang lusi?? Hmm, that is enough!! Just I know what a good she is. Aku tahu, kalian tentu juga tahu bagaimana dia ^ ^ Dia teman sekaligus sahabat yang baik. :*

Yulita Kurniawan—teman sebangku selama di kelas XI IPA 2. Berawal dari teman sebangku Yuyun sebelumnya takut duduk di urutan pertama, maka dengan girang aku mendamparkan diri bersamanya. Awalnya cukup canggung karena Yuyun notabene cukup pendiam, (menurutku saat itu, haha :D) dan aku lebih sering tidak ingin bicara sebelum ada yang mengajak, plus kesulitan mencari obrolan yang menarik. Maka, jadilah aku dan Yuyun duduk dalam diam. (parah!!) Mungkin benar kata orang bijak, jika waktu yang membuat segalanya berubah. Aku benar-benar mendapatkan teman duduk yang ‘pas’ ketika itu. Aku merasa menemukan jalan pikiran, dan cara berpikir yang sama. (mungkin :D) Welcome to my best class in there \m/ Mengenai sikap dan tingkahnya adalah  kesulitan bagiku. Aku tahu, aku paham, tetapi aku kesulitan untuk menceritakannya. Intinya adalah, dia seseorang yang sangat-sangat ‘rempong’. You should know guys!! Jika ada segunung macam tugas, segunung macam catatan, atau sebejibunnya tugas organisasi,  maka Yuyun yang sangat terlihat panik. Terkadang ada keinginan untuk tertawa melihatnya panik mengejar ini, mencatat itu, dan banyak tugas lainnya. Namun aku sadar bahwa nasibku tidak jauh berbeda dengannya. Maka mau tidak mau aku mengurungkan niat itu. Ciri khas dari Yuyun adalah  tulisannya, dan cara menulisnya. (subhanallah rapi tulisannya, dan ekstra power kalau Yuyun menulis :D)Tulisan Yuyun rapi, bahkan saking rempongnya diberi warna warni spidol, diberi gambar, dan kadang-kadang aku semacam melihat komik berjalan. Nah, hal paling ‘ekstrem’ kalau melihat Yuyun menulis, pena atau pensil harus berdiri 180 derajat plus penekanan yang sangat tajam, bahkan tembus ke halaman selanjutnya. (andai kertas mampu bicara, mungkin sudah menangis berbulan-bulan karena kesakitan—lebai :D) Walaupun begitu, aku sangat terbantu selama kelas XI, apalagi jika dihadapkan dengan seni menggambar. (angkat bendera putih tinggi-tinggi T.T) Yuyun sangat-sangat master untuk keahlian menggambar. Maka saat itu, aku bersyukur karena Yuyun mau membantuku untuk membuat gambar yang sampai berbulan-bulanpun takkan mampu kubuat. Hiks :’( Dan.. apalagi?? ^ ^ Dia teman sekaligus sahabat yang baik :*

And the last.... yeah!!

Makhluk keempat dari ‘mereka’ adalah aku. Rifani Magrissa—aku tidak bisa mendiskripsikan siapa aku hingga saat ini. Cukuplah mereka yang tahu bagaimana aku, karena aku tidak mampu menilai diriku sendiri. Namun, ada beberapa yang mungkin perlu kukatakan di sini. Hahaha. Aku sebenarnya bukan orang yang PENDIAM. Tolong lah teman-teman!! Terkadang aku heran, kenapa setiap orang yang pertama kali mengenalku menyebutku seperti itu. Aku memang seperti itu jika baru pertama kali bertemu, atau berkenalan. Cause, I don’t know what should I tell with her/him. Alasanku simpel, aku belum mengenal mereka. Maka karena itu, aku bingung mau berbicara tentang apa. Tetapi, jika kalian telah mengenalku seperti aku mengenal kalian, mungkin kalian tahu bagaimana aku. So, think again !! (korban iklan wkwk :D) Pada akhirnya, aku bercerita panjang lebar tentang ‘aku’ di sini. Hahaha. Maaf guys!! Aku cukup cuek, jika suatu masalah tidak ada hubungan denganku, atau orang-orang terdekat denganku. Namun, jika masalah itu bersangkutan dengan orang-orang terdekatku, jangan tanyakan bagaimana sikapku. J Aku begitu menggilai warna hitam, dan mawar hitam. Hahaha. Ketertarikan yang abnormal, karena seorang wanita sangat jarang menyukai warna gelap semacam itu. Dan.. anehnya lagi MAWAR HITAM ITU TIDAK ADA. What a pity that T.T Oke, hanya itu. Selebihnya, aku serahkan pada kalian bagaimana menilaiku. Aku terbuka menerima segalanya teman-teman. Makasih ^ ^ Aku ingin berusaha menjadi teman, sekaligus sahabat yang baik :’)
Sedih ketika aku berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi beberapa tahun silam. Karena kita mulai melangkah pada jalur hidup yang sesungguhnya. Maksudku, akan banyak waktu yang terkuras oleh sekelumit beban kuliah. Jadi, kemungkinan untuk bertemu atau sekedar ‘ngerumpi’ tentang hal-hal aneh akan sangat jarang terjadi. Aku merindukan kalian, dan merindukan masa-masa itu. Hikshiks. :’(



Aku tahu, kita mulai berbagi ketika duduk di kelas XII. Aku juga tahu, ketika di kelas XI kita hanya sekedar belajar bersama, atau menyelesaikan beragam tugas. Namun, ketika kita berada di kelas XII dengan kondisi kelas yang berbeda, betapa aku ingin menangis saat itu. Pisah dengan kalian wooi!! :’( Oke, aku ingat ketika itu. Aku ingat Nia, dan Lusi yang  menurutku sama-sama merasa kehilangan. Aku juga ingat, saat aku menyelesaikan kegiatan MOS terakhir masa jabatanku. Aku hanya tahu aku di kelas XII IPA 2 tanpa tahu bagaimana kelas itu. Aku juga tahu, jika aku kehilangan Nia, Lusi, dan teman dudukku—Yuyun, karena mereka juga berbeda kelas denganku (kecuali Lusi). :’( Aku tidak tahu apa saat itu Yuyun nyaris menangis karena pisah kelas denganku, dan yang lain atau tidak, tetapi yang jelas aku melihat matanya berkaca-kaca. :’(

Setelah aku berada di kelas XII IPA 2 bersama Lusi beberapa bulan, aku sadar berpisahnya kita membuatku berpikir kalau kita memang butuh satu sama lain. Hahaha. Baiklah, terlihat konyol mungkin. Tetapi aku ingat kita sering menghabiskan waktu kadang-kadang di depan kelas XII IPA 3 atau XII IPA 2. Ya, kita ‘ngerumpi’ seperti biasa. Membicarakan banyak hal. Mulai dari tentang ‘mami’, tentang ibu-ibu rempong mulok, dan banyak lagi tentang pelajaran. Namun, serentetan pembicaraan itu akan beralih tentang hal yang lumrah. About love. Hahaha.

Aku ingat ketika kita memperdebatkan si *nama sensor* yang membuat Nia uring-uringan, dan aneh tidak jelas. Aku ingat hampir satu minggu lebih, hot issue kita adalah ‘dia’ hahaha. Dan.. aku juga ingat ketika kalian mendengar keluh kesahku tentang banyak hal. (terimakasih :*) Mengenai si *nama sensor* yang membuatku pernah menjadi semakin dingin, dan aneh juga. Hahaha. Lalu, tentang Lusi bersama sang pujaan hati, dan Yuyun yang sempat galau di kelas XII. I know about that. Hahaha



Namun, aku tahu sebenarnya apa yang terjadi. Beberapa bulan sebelum kita terjun ke UJIAN sesungguhnya, kita merenggang. Aku tahu sebabnya apa. Sangat tahu, dan aku benar-benar sedih saat itu. Kenapa?? Karena aku tahu bagaimana kita dengan ringannya berbagi. Kalian tentu mengerti bukan?? :”””( Semuanya menurutku hanya salah paham, salah pengertian saat itu. Kita terpaksa hanya berdiam-diam diri karena hal itu. Sebenarnya tidak ada yang salah, dan tidak ada yang disalahkan. Jadi, aku mohon kalian jangan ada yang merasa bersalah, dan disalahkan. Kita tetap sahabat bukan?? Tetap akan berbagi satu sama lain bukan?? Hikshiks. :’( (Alhamdulillah sekarang kita telah kembali :*)

Dan.. ulang tahun Ibu Rina, membuat aku dan kalian kembali menyatu. Terimakasih. :’)

Aku hanya ingin kita meluruhkan masalah kecil itu, lupakan, dan mulailah kita merangkul kembali satu sama lain. Bukankah itu penting?? :’D
Aku sayang kalian, bahkan aku begitu ketergantungan dengan kalian. Kalian tentu mengerti dengan maksudku. U,u Setidaknya aku bisa berbagi dengan adanya sosok kalian. :’)
Hah, tidak terasa aku bercerita panjang lebar di sini. Haha. Apa ada hal yang belum kuceritakan tentang kalian?? Jika ada, aku hanya manusia yang terkadang lupa. Bukan kadang, tetapi memang aku pelupa. Hihihi.

Sekarang, kita telah berada di tempat yang berbeda. Yuyun dan Lusi dengan bahagia akan menempuh pendidikan di UNIVERSITAS ANDALAS jurusan TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN, dan Nia bersama ketertarikannya dengan SASTRA JEPANG di UNIVERSITAS NEGERI PADANG, sedangkan aku?? Bersama satu almamater dengan Nia di PENDIDIKAN KIMIA.

Setidaknya, harapanku pada kalian terkabul. Kita sama-sama menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi. ^________^
Nanti, ketika kita telah sama-sama sibuk akan urusan masing-masing, satu hal yang ingin kusampaikan : Jangan pernah lupakan aku, lupakan tentang kita, dan jangan lupa untuk tetap berbagi. Walau hanya melalui dunia maya, dan sesekali kita HARUS NGUMPUL. InsyaAllah jika waktu luang ada. PASTI ADA INSYAALLAH.

Kalau sekarang ngumpul gimana?? Hahaha. Atau kita serbu ke asrama Lusi bagaimana?? Wkwk. *Ide gila tentunya*

AND OVER ALL I LOVE YOU ALL :*** *HUG—PELUK KALIAN SEMUANYA* :*
Wait .... don’t forget about Muharni, Ivanny Leoni and also all our friends in our beloved school and specially EINSTEIN :*
YUYUN LUSI NIA FANI—do you have a name for us?? Jiakaka.

“Sahabat adalah ketika kita mampu merangkulnya, dan ia juga mampu merangkul kita.”

NB : Aku menulis ini sama dengan menulis sebuah cerpen. Hahaha ^ ^





KURNIA YUSNEDI

LUSI  MARJONI

RIFANI MAGRISSA

YULITA KURNIAWAN









4 comments: