Malam ini, ingin kukatakan pada kalian,
terima kasih.
Aku tidak tahu kenapa ingin menulis tentang
ini, tetapi aku merasa perlu sesekali menulis tentang ini.
Sebelumnya, selamat datang masa liburanku,
selamat datang rehat panjang yang kunantikan selama ini.
Seperti biasa, kebiasaan lamaku saat
masuknya musim libur, aku akan kembali menata berkas-berkas kuliah, menata
kembali buku-buku yang sebelumnya berserakan, menata kembali segala sesuatu
yang kuanggap patut untuk di atur ulang.
Dan... disitulah tulisan ini bermula. Saat
memori masa lampau itu kembali terpanggil. Siapapun yang membaca tulisan ini,
tentunya ini untuk kalian. Umurku sudah nyaris menginjak dua puluh tahun. Tanpa
sadar, telah banyak masa-masa yang telah kulalui. Telah banyak memori-memori
yang telah tersimpan, dan kadangkala terlupakan begitu saja. Aku juga manusia.
Selama dua puluh tahun ini, aku mengenal
banyak hal, tentang suka duka kehidupan tentunya. Aku banyak bertemu dan
berpisah dengan orang-orang yang tanpa kusadari ditakdirkan Tuhan untuk bertemu
denganku, bercengkrama denganku, tertawa, bahkan menangis bersama. Disitulah,
kutemukan kalian semua hingga umurku menginjak dua puluh tahun. Sungguh
kehidupan yang panjang, jika aku harus menilik ke belakang.
Pagi tadi, kutemukan sebuah catatan kecil
saat aku duduk di bangku dasar. Kubuka lembaran demi lembaran, dan memori
lamaku terpanggil sudah. Entahlah, ini sedikit tak terbayangkan. Seseorang yang
dahulunya mengenakan rok panjang merah beberapa tahun silam, sekarang telah
berumur dua puluh tahun. Di sana, aku menemukan banyak hal terutama tentang
teman.
Tidak hanya itu, aku juga menemukan setumpuk
buku saat aku berada di bangku sekolah menengah. Kulihat catatan-catatan
lamaku, dan teringat olehku bagaimana dahulunya masa-masa itu hadir, bagaimana
perasaanku saat beruntung bersekolah di sana, setidaknya di sanalah aku
menemukan orang-orang yang luar biasa. Ini bukan bermaksud menyanjung, tapi aku
mengakui bahwa di sanalah hal-hal luar biasa yang kutemukan. Tentang semangat
untuk terus maju, berkompetensi dengan baik, dan persahabatan. Yak, akupun
telah melalui masa-masa itu dahulunya
Lalu, bukankah waktu terus berputar? Karena
akupun melalui masa-masa itu, masa putih abu-abu. Kebersamaan, persahabatan,
dan banyak hal yang kutemukan di sini. Masa-masa yang luar biasa untukku, di
sini. Hahaha
Dan.... sekarang kutemukan diriku berada di
lingkungan perguruan tinggi, yang alhamdulillah Tuhan kabulkan aku di sini.
Sekali lagi, aku kembali bertemu, kembali menjalin suatu hal yang bernama persahabatan.
Karena kita bertemu, maka suatu masa kita
juga berpisah. Begitulah adanya. Karena kita bertemu, untuk suatu saat harus
berpisah. Suka atau tidak, begitulah alam mengaturnya. Waktu terus berputar,
pemahaman, dan tujuan hidup semakin terarah, wajar saja jika dahulunya kita
sering bersama, sering bercengkrama dengan baik, tertawa, saling memotivasi,
memberi semangat, dan semuanya harus berpisah dalam jarak yang tak kita
ketahui. Dan, tanpa disadaripun kita saling melupakan, lupa untuk bertanya kabar
karena kesibukan yang ada di depan mata, lupa untuk berkumpul lagi, walaupun
hanya tuk menghabiskan sisa-sisa waktu senggang. Yah, begitulah. Kita juga
manusia. Keadaan yang membuat kita tanpa sadar bersikap seperti ini.
Sejujurnya, inilah kelemahanku. Kadangkala, karena begitu fokusnya aku tanpa
sengaja lupa tuk bertanya kabar, lupa untuk menghadirkan percakapan-percakapan
ringan. Ingin kukatakan, maafkan aku.
Selepas magrib tadi, tanpa sengaja kulihat
kembali tulisan-tulisan lamaku, kulihat kembali pesan-pesan singkat dari
teman-temanku. Pesan-pesan yang mengingatkanku, bahwa dahulunya kita pernah
bersama, baik dalam satu sekolah, atau dalam kondisi yang tak terduga.
Pesan-pesan yang berisi doa, motivasi, canda tawa yang saat sekarang tidak lagi
kutemukan. Terima kasih. Sungguh, aku tidak pernah lupa, atau sengaja
melupakan. Tetapi karena keadaan, membuatku ingatan akan momen-momen itu
tergantikan oleh tuntutan-tuntutan yang ada di depan mataku. Sekali lagi,
maafkan aku.
Dan, aku tidak ingin melewatkan mereka yang
hadir sepanjang dua tahun ini. Mereka yang memberikan warna baru di
kehidupanku, mereka yang membuatku ingin kembali ke masa-masa saat aku
berseragam putih abu-abu. Hahaha. Begitulah, kita baru merasa itu berarti, saat
kita telah melaluinya, dan menjadikannya sebuah kenangan.
Terima kasih telah mau berteman denganku,
menerimaku dengan segala kekurangan yang kumiliki. Terimakasih telah membuatku
menjadi diriku sendiri, tanpa harus berpura-pura menjadi orang lain.
Terimakasih telah berada di dekatku dalam semua kondisi, termasuk dalam keadaan
yang memilukan, keadaan yang tak sanggup kutahan sendiri. Terima kasih, dan
maafkan segala kesalahan yang kulakukan pada kalian semua. Aku juga manusia,
dan pahamilah bahwa aku tak pernah luput dari kesalahan.
Hmm. Beginilah, dua puluh tahun yang
kulalui. Aku menemukan banyak teman, kutemukan banyak pembelajaran dari kalian
semua. Kekurangan dan kelebihan yang kalian miliki kujadikan semua itu
pemahaman agar aku mampu menerima kalian dengan baik. Tak kupedulikan semua
itu, karena kita selalu belajar untuk menerima semua segala kelebihan dan
kekurangan jika kita ingin berteman dengan baik bukan? Hahaha. Sadarilah,
karena menemukan teman itu adalah hal yang luar biasa bagiku. Karena kenapa?
Karena dengan bertemu dengan teman, maka aku akan menemukan hal baru. Dan itu
sungguh mengasyikkan. Percayalah. Dan, hal yang masih sulit kulakukan, namun
ingin kuusahakan untuk melakukannya adalah menjaga semua pertemanan itu tetap
terjalin dengan baik. Walaupun sekarang dan nantinya setiap kita berada di
tempat yang sama dan berbeda. Dan, kuharap kalian masih menganggapku sebagai
seorang teman.
Terakhir, aku mendoakan suatu hari nanti
kita dapat bersua dalam kondisi yang berbeda. Tentunya, kondisi yang dahulunya
kita dambakan. Impian-impian besar yang saat sekarang tengah berjung untuk
mewujudkannya. Amiin Ya Allah. Semoga Allah ridha akan setiap doa.
Terimakasih telah mengenalku.
Lalu, apa kabar kalian semua?