Yak,
selamat datang saudara-saudara pada tulisanku yang sangat-sangat terlambat
untuk di posting. Banyak hal yang membuatku harus menunda untuk memposting
tulisan ini, yah mungkin faktor-faktor yang tak jelas sebabnya. Baiklah,
kebiasaan lama, aku akan lebih banyak ngelantur daripada membicarakan hal
pokoknya.
Oke,
welcome.
Salam
Divisi Soal. Apa kabar? Hahaha. Ternyata sudah nyaris memasuki bulan ke-tiga
event tersebut berlalu. Ya, acara PIK 2015 telah berlalu....
Entah
karena efek apa, aku ingin membicarakan
hal ini lagi. Malam ini, tanpa sengaja kubuka kembali folder foto-foto yang
berisikan acara tersebut. Dan, memoriku kembali terpanggil, bahwa di sana,
dahulunya aku pernah berada di sana, berkecimpung, tertawa, menangis,
bertengkar, dan banyak hal yang terjadi dalam rentang tiga bulan lalu.
Ini
bukan tentang bagaimana acaranya, tetapi ini tentang kebersamaan. Sungguh, ini
jalinan yang sangat luar biasa untukku, dan berdampak hingga sekarang.
Aku
tidak pernah berpikir bahwa akan terdampar dalam sebuah kepanitiaan, karena yaa
begitulah, sejak berada di jenjang perkuliahan aku tidak begitu aktif di dunia
organisasi. Aku tidak tahu kenapa, namun itulah yang terjadi padaku sekarang.
Aku punya alasan, saudara-saudara haha.
Dan, aku tiba-tiba berada di sana—Divisi
Soal. Aku mengira bahwa pekerjaan di sana tidaklah berat, dan ringan. Ternyata,
aku salah. Akibatnya, liburanku semester lalu terpakai sudah. -_-
Hal
yang paling kuingat adalah bagaimana perjuangannya menyelesaikan satu paket
soal, dan harus sukses diterima oleh dosen pembimbing. Menariknya, aku banyak
belajar di sana. Setidaknya aku belajar mental untuk menghadapi segala kritikan
dari dosen. Ya, bagaimanapun itu adalah tugas, dan dengan susah payah
melewatinya. Aku masih ingat saat pertama kali dicerca oleh dua orang dosen
sekaligus. Sungguh, itu menggoyangkan mentalku. Katakanlah ini pertama kalinya
terjadi padaku. Lalu, apa yang kulakukan? Hal yang bisa kulakukan adalah
menuruti perintahnya, mencoba mempelajari wataknya, tersenyum menghadapinya,
dan alhamdulillah untuk jangka waktu yang cukup panjang, aku terbiasa
melewatinya saat itu. Alhamdulillah. Di sana, aku belajar bahwa petuah “Belajar
dari Pengalaman” itu benar adanya.
Saat
H-1 sebelum acara itu, aku ingat kita harus mem-pack soal sebanyak ratusan
soal. Apabila dilihat sekilas, mungkin tidak ada yang istimewa di sana. Tetapi,
setelah lama lalui masa-masa itu, barulah aku sadar, bahwa malam itu sungguh
menyenangkan. Kita sibuk mempersiapkan, membaca ulang, menghitung ulang, bahkan
harus bersabar apabila salah seorang teman kita tiba-tiba ‘nanit’ tak
ketulungan. Haha. Setidaknya, di sana kita belajar satu hal ‘kebersamaan’.
Dan,
inilah yang sulit kulupakan saat harus menyelesaikan soal babak semifinal malam
itu. Sungguh ini sangat-sangat extreme perjuangannya. Aku ingat, saat harus
tidur di bangku dengan sangat terpaksa. Hayolah, keadaanlah yang membuatku
melakukannya. Satu hal, kita tidak mungkin meninggalkannya sendirian. Jujur,
aku pribadi tidak tega. Dan, terimakasih atas ‘teh talua’ bang.
Memang
benar, untuk memperjuangkan sesuatu itu dibutuhkan kesabaran, kekuatan, dan
mental yang harus lebih. Aku ingat saat kita harus tertunduk lesu di meja lobi
labor. Aku dapat melihat kita hampir berada di titik kepasrahan. Sungguh, saat
itu aku benar-benar hilang akal harus bagaimana, dan akhirnya adalah kita
tertidur di meja lobi labor bertiga. Remember? Aku masih ingat, saat Bu Yeri
mengatakan “Eh, dek a anak-anak ko?”-_-
Ingatkah,
saat kita menghadiri resepsi wisudawan dan wisudawati? Tunggu, kita tidak
menghadirinya untuk mengucapkan selamat. Kita punya tujuan yang lebih genting,
menyelesaikan SOAL FINAL PIK 2015. Istimewanya adalah kita bisa memasuki
ruangan yang hanya dimasuki oleh panitia -_-. Bangga? Yeah. Tahukah bagaimana
aku tiba dirumah? Takkan kujelaskan di sini, tetapi caraku pulang cukup
menarik.
Selama
acara itu, kesabaran haru dilipatgandakan. Sungguh. Aku dapat merasakan dari
kita mengalami emosional yang tak terkontrol. Marah, sedih, lalu menangis.
Hahaha. Inilah yang paling kujumpai. Yah, tapi bagaimanapun setidaknya kita
bisa melewatinya hingga akhir.
Malam terakhir acara itu, kita tutup dengan “Martabak Mesir” Sayangnya tidak semua dari kita menikmati makanan itu. Haha, terimakasih bang. Padahal kami hanya bercanda saat itu, hmm.
Dan,
saat semua itu berakhir. Ini seperti kembali ke kehidupan masing-masing.
Walaupun kita seringkali bergurau akan masa-masa itu. Nah, sebenarnya aku
menginginkan kebersamaan itu lagi.
Eits, maksudnya kebersamaannya.
Hahaha.
Hallo
kakak-kakakku ^^ peluk hangat dari adikmu
Hallo
Pak Koor hihi
Hallo
rekan-rekan, you are rock guys!!
Baiklah,
terimakasih kakak-kakakku, terimakasih partai 13 soal nan dulunya nyaris
mencapai tahap kegilaan. Haha.
Hei,
bagaimana dengan PIK 2016?
*Hening*
Hahaha, paham betul nadia fan :D
ReplyDeletehahaha, gak ada lagi nad :D
ReplyDeletewah kekem kenal ajo (ifan rivaldo)? haha ajo itu teman SMP aku kem..
ReplyDeleteEh? iyaa kem? dia satu jurusan sama aku kem, disini panggilannya sih ipang haha
Deleteeh smp mana dulu kem?? *tiba-tiba lupa*
Anak pinter tuh si ajo, dulu sih, gatau deh sekarang, haha Spendubel kem.. hahaha :D
Deletehaha, sekarang pun masih kok kem (semoga aja dia nggak denger hakhak)
Deletekayak kekem gak pinter aja :p