Pict by Sean-McComb |
Saya masih berusaha untuk meluangkan waktu untuk membaca. Minimal satu jam untuk membaca, sekaligus untuk mengurangi timbunan buku yang belum terbaca. Saya melanjutkan buku Teach Like Finland karya Timothy D Walker. Saya belum bisa berandai-andai kapan pastinya mampu menyelesaikan buku ini. Bukan karena bukunya tidak menarik, tapi butuh waktu untuk mencerna setiap kisah dari si penulis. Saya telah menyelesaikan bagian kedua buku ini: Rasa Dimiliki. Lalu, saya tertarik untuk membahas tentang Berkawan yang diceritakan oleh penulis.
"Ketika Anda berbagi dengan orang lain segalanya menjadi lebih ringan"--halaman 87.
Ada sebuah tradisi unik di Helsinki, Finlandia dimana murid kelas 6 akan berpasangan dengan murid kelas 1. Mereka saling berteman, melakukan kegiatan sekolah seperti biasanya. Tadinya saya berpikir akan adanya senioritas yang ditunjukkan oleh murid kelas 6. Nyatanya sama sekali tidak, justru mereka saling berbagi, membantu satu sama lain semisal menyelesaikan pekerjaan rumah. Ternyata kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa dimiliki oleh murid kelas 1.
"Sistem kawan ini tampaknya dapat menumbuhkan rasa dimiliki dalam diri anak-anak kelas satu. Di tempat bermain, selama rehat 15 menit, saya melihat murid kelas 1 membuntuti murid kelas 6 dan memeluk mereka tanpa henti.."--halaman 85.
Sejujurnya saat membaca buku ini, saya sibuk bertanya-tanya: kenapa bisa terpikir bagi para guru di sana untuk melakukan hal tersebut? Bagi saya, tindakan itu cukup sederhana, meminta murid kelas 6 untuk bermain dengan murid kelas 1. Tetapi melalui itu, ada sesuatu yang timbul dalam diri mereka. Perasaan dimiliki dan memiliki. Murid kelas 1 merasa dimiliki oleh murid kelas 6. Sedang murid kelas 6 memiliki rasa terlibat terhadap tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah.
"...meskipun mereka masih tergolong remaja, saat mereka diberi tanggung jawab, ketika mereka dipercayai, ketika mereka mendapat teman kecil yang dipasangkan dengan mereka, mereka berubah. Siswa yang lebih tua tidak perlu tangguh. Mereka tidak perlu keren. Mereka hanya perlu menjadi teman kecil, dan menjadi panutan." --halaman 86.
Benar adanya, bahwa kita dapat mengambil pelajaran dari siapapun, termasuk dari mereka yang usianya lebih kecil dari kita. Melalui kisah mereka, saya belajar: kita tidak perlu terlihat tangguh, tidak perlu terlihat kuat. Kita hanya perlu untuk menjadi diri sendiri. Jika lelah, kita hanya butuh rehat, jangan memaksa agar tetap terlihat kuat. Jika terasa berat, kita hanya butuh berbagi (dengan orang yang tepat), setidaknya agar kita tidak pernah merasa sendiri.
Sebenarnya kalimat-kalimat ini terdengar klise, bahkan saya pribadi pun masih berusaha untuk melakukannya. Kita tidak pernah bisa melakukan sesuatu sendiri, pasti ada campur tangan orang lain, jika tidak teman, orang tua, setidaknya Tuhan telah melakukannya dahulu.
Terkadang ada pemikiran ingin melakukannya sendiri. Entah karena tidak lagi mempercayai orang lain atau karena ingin terlihat tangguh di mata orang lain. Apapun itu, terkadang semua itu menjadikan hidup menjadi penuh tekanan dan tidak bahagia. Jadi, mari berbagi!
"Ketika Anda berbagi dengan orang lain segalanya menjadi lebih ringan"--halaman 87.
TAMAT-
No comments:
Post a Comment