Pages

October 22, 2018

[Bedah Buku] Tangga Menuju Cinta-Nya #1

Pict Alqur'an by Pinterest
Bismillah. Alhamdulillah wa syukurillah. Setelah kurang lebih satu bulan saya tidak menulis apapun di sini. Entah karena alasan apa, hanya saja saya kehilangan ide untuk menulis.

Saya berusaha untuk menyempatkan diri dalam membaca buku. Meskipun hanya beberapa halaman. Saya memaksa diri untuk menyelesaikan buku 'Tarbiyah Cinta Imam Ghazali' karya Yon Machmudi dan Soraya Dimyathi. Saya telah sampai di halaman 159. Saya berada pada bahasan 'Tangga Menuju Cinta-Nya'. 

"Sebelum kau jatuh cinta kepada makhluk-Nya, jatuh cintalah kepada-Nya lebih dahulu"

Saya membaca buku ini amat lambat, dengan harapan dapat memahaminya dengan baik. Terlepas dari segala penuturan yang kadangkala masih membuat saya kurang nyaman. Namun di balik semua itu, buku ini seolah recharge bagi iman saya. Dan mencintai Allah adalah suatu keharusan. 

Bagaimana cara mencintai-Nya? 

Dan mencintai adalah mendahulukan yang dicintai. Salah satu cara sederhana mencintai-Nya adalah mendahulukan-Nya dibanding kepentingan lain.

[Membaca Al-Qur'an Sepenuh Penghayatan] 

Bagian ini adalah cara pertama menuju cinta-Nya.  

"Orang yang membaca Al-quran seharusnya melihat bagaimana Allah menyayangi makhluk-Nya ketika mengalirkan makna-makna firman-Nya untuk memberikan pemahaman kepada mereka. Dan, hendaknya ia memahami bahwa yang sedang dibacanya bukanlah pernyataan manusia." -halaman 154.

Al-quran adalah surat cinta dari-Nya. Allah memberikan kesempatan kepada setiap umat-nya untuk mengenal-Nya dengan baik. Hanya saja, kita seringkali lalai dalam melakukannya. Adakah kita merasa kehilangan bila tak sempat membaca al-qur'an di siang hari? Adakah pula kita bercengkrama dengannya di malam hari? Astagfirullah :') 

Dikisahkan salah satu sahabat Rasulullah berusaha mendapatkan rasa cinta kepada Allah dengan membaca satu surat, lalu menghayati dan mencintainya. Satu surat itu adalah Al-Ikhlas yang di dalamnya terkandung sifat Ar-Rahman Yang Maha Agung. "Surat itu merupakan sifat Ar-Rahman Allah dan aku suka membacanya." Kemudian Nabi bersabda: Sampaikanlah kabar gembira kepadanya bahwa Allah juga senantiasa mencintai surat tersebut." (HR. Bukhari dan Muslim)

Penulis menceritakan pengalamannya bersama Al-qur'an. Baginya Al-qur'an adalah sumber keberkahan di hidupnya. Ketika duduk di bangku SMP ia mengazamkan diri untuk membaca Al-qur'an satu hari satu juz, sehingga setiap bulan bisa khatam. 

Dan apa yang diperolehnya? Dia menjalani kehidupan dengan tenang, penuh prestasi, memperoleh beasiswa, dan ia merasa bahwa jalannya selalu dipermudah oleh Allah. Namun, semua itu berubah ketika ia duduk di bangku SMA. 

Banyaknya aktivitas dan kegiatan di sekolah membuat ia lupa dengan al-qur'an. Jangankan untuk mengkhatamkan al-qur'an, membacanya setiap hari pun sudah jarang dilakukannya. Dan, apa yang terjadi dengan kehidupannya? Tak ada kebanggaan, dan hidup rasanya jauh dari keberkahan. 

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya hati ini bisa berkarat seperti besi yang berkarat."  
Ada yang bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana menghilangkannya?"  
Beliau menjawab, "Dengan bacaan Al-quran."  
(Riwayat Abdul Aziz bi Abi Rawwad dari Nafi' dari Ibnu Umar ra)
  
Kadangkala kita terlalu sibuk dengan urusan duniawi, hingga kita lupa dengan Dzat yang memberikan segalanya. Ada perasaan bersalah yang amat dalam ketika Allah telah memberikan banyak hal, tapi yang kita berikan hanya sedikit kepada-Nya. Parahnya adalah dalam 24 jam ruh yang dititipkan-Nya setiap hari, entah berapa jam waktu yang diberikan hanya untuk mengingat-Nya. Astagfirullah :') Dan, Allah sungguh amat baik. 

Ar-rahman: Kita mengambil milik-Nya, namun lupa bersyukur kepada-Nya. Kita jarang sekali mengingat-Nya, namun rasa cinta-Nya tak pernah berkurang sedikitpun. MasyaAllah :')


Lalu, nikmat mana lagi yang harus kau dustakan?


Semoga bermanfaat.

Wallahua'lam bishawab-

No comments:

Post a Comment