Pict Alqur'an by Pinterest |
Bismillah. Alhamdulillah wa
syukurillah. Setelah kurang lebih satu bulan saya tidak menulis apapun di sini.
Entah karena alasan apa, hanya saja saya kehilangan ide untuk menulis.
Saya berusaha untuk menyempatkan diri
dalam membaca buku. Meskipun hanya beberapa halaman. Saya memaksa diri untuk
menyelesaikan buku 'Tarbiyah Cinta Imam Ghazali' karya Yon
Machmudi dan Soraya Dimyathi. Saya telah sampai di halaman 159. Saya
berada pada bahasan 'Tangga Menuju Cinta-Nya'.
"Sebelum kau jatuh cinta kepada
makhluk-Nya, jatuh cintalah kepada-Nya lebih dahulu"
Saya membaca buku ini amat lambat,
dengan harapan dapat memahaminya dengan baik. Terlepas dari segala penuturan
yang kadangkala masih membuat saya kurang nyaman. Namun di balik semua itu,
buku ini seolah recharge bagi iman saya. Dan mencintai
Allah adalah suatu keharusan.
Bagaimana cara mencintai-Nya?
Dan
mencintai adalah mendahulukan yang dicintai. Salah satu cara sederhana mencintai-Nya
adalah mendahulukan-Nya dibanding kepentingan lain.
[Membaca Al-Qur'an Sepenuh Penghayatan]
Bagian ini adalah cara pertama menuju
cinta-Nya.
"Orang yang membaca Al-quran seharusnya melihat bagaimana Allah menyayangi makhluk-Nya ketika mengalirkan makna-makna firman-Nya untuk memberikan pemahaman kepada mereka. Dan, hendaknya ia memahami bahwa yang sedang dibacanya bukanlah pernyataan manusia." -halaman 154.
Al-quran adalah surat cinta dari-Nya.
Allah memberikan kesempatan kepada setiap umat-nya untuk mengenal-Nya dengan
baik. Hanya saja, kita seringkali lalai dalam melakukannya. Adakah kita
merasa kehilangan bila tak sempat membaca al-qur'an di siang hari? Adakah pula
kita bercengkrama dengannya di malam hari? Astagfirullah :')
Dikisahkan salah satu sahabat
Rasulullah berusaha mendapatkan rasa cinta kepada Allah dengan membaca satu
surat, lalu menghayati dan mencintainya. Satu surat itu adalah Al-Ikhlas yang
di dalamnya terkandung sifat Ar-Rahman Yang Maha Agung. "Surat
itu merupakan sifat Ar-Rahman Allah dan aku suka membacanya." Kemudian
Nabi bersabda: Sampaikanlah kabar gembira kepadanya bahwa Allah juga senantiasa
mencintai surat tersebut." (HR. Bukhari dan Muslim)
Penulis menceritakan pengalamannya
bersama Al-qur'an. Baginya Al-qur'an adalah sumber keberkahan di hidupnya.
Ketika duduk di bangku SMP ia mengazamkan diri untuk membaca Al-qur'an satu
hari satu juz, sehingga setiap bulan bisa khatam.
Dan apa yang diperolehnya?
Dia menjalani kehidupan dengan tenang, penuh prestasi, memperoleh beasiswa, dan ia
merasa bahwa jalannya selalu dipermudah oleh Allah. Namun, semua itu berubah ketika
ia duduk di bangku SMA.
Banyaknya aktivitas dan kegiatan di sekolah membuat ia
lupa dengan al-qur'an. Jangankan untuk mengkhatamkan al-qur'an, membacanya
setiap hari pun sudah jarang dilakukannya. Dan, apa yang terjadi dengan
kehidupannya? Tak ada kebanggaan, dan hidup rasanya jauh dari
keberkahan.
Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya hati ini bisa berkarat seperti besi yang berkarat."
Ada yang bertanya, "Wahai
Rasulullah, bagaimana menghilangkannya?"
Beliau menjawab, "Dengan bacaan
Al-quran."
(Riwayat Abdul Aziz bi Abi Rawwad dari
Nafi' dari Ibnu Umar ra)
Kadangkala kita terlalu sibuk dengan
urusan duniawi, hingga kita lupa dengan Dzat yang memberikan segalanya. Ada
perasaan bersalah yang amat dalam ketika Allah telah memberikan banyak hal,
tapi yang kita berikan hanya sedikit kepada-Nya. Parahnya adalah dalam 24 jam
ruh yang dititipkan-Nya setiap hari, entah berapa jam waktu yang diberikan
hanya untuk mengingat-Nya. Astagfirullah :') Dan, Allah sungguh amat baik.
Ar-rahman: Kita mengambil milik-Nya, namun lupa bersyukur kepada-Nya. Kita jarang sekali mengingat-Nya, namun rasa cinta-Nya tak pernah berkurang sedikitpun. MasyaAllah :')
Lalu, nikmat mana lagi yang harus kau dustakan?
Semoga bermanfaat.
Wallahua'lam bishawab-
Ar-rahman: Kita mengambil milik-Nya, namun lupa bersyukur kepada-Nya. Kita jarang sekali mengingat-Nya, namun rasa cinta-Nya tak pernah berkurang sedikitpun. MasyaAllah :')
Lalu, nikmat mana lagi yang harus kau dustakan?
Semoga bermanfaat.
Wallahua'lam bishawab-
No comments:
Post a Comment