Pages

January 7, 2015

[Jurnal] Ambil Manisnya Buang Pahitnya

Banyak hal yang telah terjadi dalam rentang enam bulan terakhir ini. Suka duka, pahit manis, tawa dan tangis benar-benar luar biasa enam bulan terakhir ini. Kemarin  antara lega dan cemas, antara takut dan sedih. Entahlah, semuanya terasa membingungkan.

Manusia memang diciptakan mempunyai kekurangan dan kelebihan. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, cukuplah Sang Rabb sebagai zat nan sempurna.

Ambil manisnya, jangan ambil pahitnya. Setiap orang terlahir dengan sifat yang berbeda-beda, dan dari sana banyak hal yang dapat dipelajari sisi baik dan buruk seseorang. Jangan marah saat seseorang menunjukkan sisi buruknya, karena mungkin ia belum mampu menutupinya dengan segala kelebihannya. Dan... jangan terlalu terbuai,bangga saat seseorang menunjukkan sisi baiknya, karena di dalam sana, masih ada sisi buruk yang dimilikinya tetapi mampu ditutupinya dengan kelebihannya.

Bukankah itu gunanya belajar? Jangan selalu mengasumsikan belajar dengan aljabar atau hafalan yang menggunung. Apapun yang dilihat, didengar, dibaca, dan dilakukan, bukankah itu adalah proses pembelajaran diri? Bukankah dari sana kita dapat memaknai hidup, berpikir bagaimana hidup itu sesungguhnya?

Saat kata-kata dari seseorang begitu menyakitkan, apa yang harus dilakukan? Bersedih? Marah? Tidak terima?

Jika kata-kata yang menyakitkan itu benar adanya, lalu bagaimana?

Setidaknya bersyukur masih ada orang yang berani mengatakan segala kekurangan yang dimiliki. Karena dengan begitu,kita akan tahu  bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk berbenah diri.

Tersenyumlah. Sebuah kritikan tidak akan membuat kita merasa begitu lemah. Jika itu kritik yang baik,ambillah. Jika tidak maka biarkan angin yang membawanya. Jangan sulitkan diri sendiri, hidup ini telah terlalu berat, untuk memikirkan hal-hal yang sia-sia.

Lalu, jangan terlalu banyak mengeluh, terlalu banyak menyalahkan orang lain. Bukankah ini hidup yang harus dijalani? Susahnya,sulitnya. Satu hal yang diingat, bahwa kesulitan ini akan membawa kita berpikir, betapa berharga hidup ini. Betapa bernilainya waktu yang kita punya. Cobalah. Saat sulit, jangan putus asa. Ingat, Sang Kuasa tengah melihat seberapa sabar kita akan  menanggungnya. Tetap kuat, tetap berdoa, dan akhirnya penyerahan diri kepadaNya. Percayalah, jalan keluar akan datang disaat yang tepat dan waktu yang tepat.

Hidup memang seperti itu. Tidak apa-apa. Semuanya akan baik-baik saja.

Dan, janganlah menganggap beberapa masalah itu sepele, tidak penting. Membeda-bedakan keadaan mana yang harus dilakukan terbaik. Jangan dipilih-pilih, karena sebenarnya  apapun itu, mari lakukan untuk yang terbaik. Sempurna tidak, tetapi berusaha untuk mendekatinya. Masalah itu sama, keadaannya sama, bahkan kadarnya--jika kita memposisikannya begitu. Perbedaannya hanya satu prioritas. Mana hal yang harus dilakukan dahulu. Pada dasarnya perlakuan untuk menyelesaikannya sebaik mungkin takarannya harus sama. Karena kenapa?

Karena jikalau nantinya tidak sesuai yang diharapkan, kita tidak akan menyesal. Kita tidak akan bersedih terlalu dalam. Kita tidak akan mengeluh, menyalahkan orang lain. 

Karena apapun telah dilakukan sebaik mungkin.

Saat itulah kita akan berpikir.

Itulah kehendak Sang Kuasa.

Selalu ada hikmah dari setiap masalah.

Jadikan itu sebagai penguat diri.

Dan terus melakukan yang terbaik.

Hidup akan terus berlanjut. Suka atau tidak, itulah hidup. Jalanilah. Hadapilah.

Semoga Allah selalu menjaga kita dan meridhai segala yang kita lakukan. Amiin Ya Rabb ~

(6 Januari 2015. Aku belajar banyak, walaupun menyakitkan. Semua itu benar, dan aku tidak menyangkalnya. Terima kasih. Semoga Allah senantiasa bersamamu.)





































2 comments: