Pages

January 4, 2015

[Review] Priceless Moment #PriscaPrimasari

Pernahkah berpikir bahwa waktu dengan orang-orang tercinta teramat sempit?
Pernahkah berpikir bahwa terkadang hidup itu memang demikian singkatnya?
Pernahkah sejenak berpikir, bahwa rasa sesal itu selalu datang terlambat?
Iya, begitulah hidup adanya.

Priceless Moment – Novel karangan Prisca Primasari sukses meracik indahnya kehidupan antara Ayah dan Anak.

Priceless Moment adalah novel kelima dari Prisca Primasari yang berhasil kubaca setelah : Éclair: Pagi Terakhir di Rusia, Paris: Aline, Evegreen, dan Kastil dan Air Mancur yang Berdansa. Sejak membaca novel Éclair: Pagi Terakhir di Rusia, aku menyukai novel-novel Prisca. Setiap novel yang disuguhkan olehnya, seolah-olah mempunyai daya magis tersendiri.

Seperti yang kukatakan sebelumnya, novel ini menceritakan kisah antara ayah dan anak. Dalam novel ini, diceritakan seorang laki-laki dengan profesi yang sangat menjanjikan bernama Yanuar. Dalam penggambarannya, ia adalah lelaki dengan kegigihan yang tinggi, sangat pekerja keras. Yanuar, dengan kesibukan pekerjaannya tanpa ia sadari telah kehilangan satu-persatu moment terbaik antara ia dengan istri, dan kedua anaknya.

Begitulah hidup, setelah kehilangan barulah menyadari betapa berharganya orang yang dicintai.

Itulah yang dirasakan Yanuar. Ia kehilangan orang yang teramat dicintainya—istrinya, dan harus memupuk rasa sesal yang teramat dalam. Ia tidak sempat menghabiskan waktu lebih banyak dengannya, membahagiakannya bukan dengan materi, tetapi dengan waktu dan kasih sayang.

Kehidupan Yanuar perlahan berubah sepeninggal istrinya. Membesarkan dua orang anaknya—Hafsha dan Feru, dan perlahan ada perasaaan ia ingin memperbaiki waktu terbaik yang terbuang dahulunya. Waktu terbaik untuk membesarkan anak-anaknya.

Secara keseluruhan novel ini banyak memberikan pembelajaran yang berarti. Bahwa kebahagiaan itu tidak terletak pada materi. Kebahagian itu terletak pada waktu. Bagaimana waktu dapat membuat kasih sayang itu semakin erat. Hakikatnya, seorang anak hanya perlu orangtuanya tetap berada di sisinya, membesarkannya dengan baik, meluangkan setiap waktu untuknya. Setidaknya sebagai tameng untuknya dikala suka dan duka. Bukankah itu hakikat yang sesungguhnya? Seperti itulah novel ini menyuguhkan kisahnya. Manis dan mengharukan.

Walaupun menceritakan tentang ayah dan anak, novel ini tidaklah membosankan. Penulis mampu membangun alur yang baik, pemilihan kata-kata yang teramat rapi, dan seperti biasa, Prisca selalu menyisipkan tentang cerita-cerita klasik yang menjadi ciri khasnya.

Setting tempat yang digunakan oleh penulis juga berbeda dari novel-novel sebelumnya yang selalu mengambil tempat di luar Indonesia. Tetapi kali ini, penulis mengambil dengan latar Indonesia dan Jerman.

Adakah kisah romantisme dalam novel ini? Tentu ada. Tetapi secara keseluruhan, romantisme ini hanya pelengkap dari novel ini. Penulis lebih memfokuskan cerita antara ayah dan anak, bukan dengan gadis bernama Lieselotte—karyawan baru di kantornya.

Pada akhirnya, aku sangat menyukai novel ini dengan 4/5 bintang untuk novel ini.

Klik di sini untuk rating goodreads.

No comments:

Post a Comment