Pages

January 20, 2018

[Wish List] Reading Resolution 2018


Di awal tahun, saya banyak menemukan orang-orang membicarakan tentang resolusi. Sejujurnya saya tidak terlalu memikirkan tentang resolusi, karena apapun yang terjadi, kita tentu telah memiliki harapan-harapan hidup. Namun, belakangan saya berpikir bahwa resolusi sejatinya sama dengan target hidup. Oleh karena itu, saya berpikir untuk menuliskannya dengan tujuan dapat mengingat apa-apa saja yang seharusnya saya selesaikan. 

Saya memiliki kebiasaan yang kurang baik yaitu: menimbun buku. Jika beberapa orang akan memperoleh kesenangan saat berbelanja, maka bagi saya membeli buku adalah kesenangan tersendiri. Namun belakangan saya mulai menahan diri untuk membeli buku apabila singgah di toko buku. Alasannya karena sekarang bukan buku semata kebutuhan utama saya. Banyak hal yang harus saya penuhi terutama untuk diri sendiri. Hal itulah yang menyebabkan saya butuh prioritas buku-buku mana yang harus saya beli, sekaligus daftar buku yang harus saya baca. Harapannya, saya dapat menyelesaikan semua timbunan buku dan mengurangi pengeluaran untuk membeli buku (kecuali buku yang akan saya beli. Haha).

Ada beberapa buku yang baru-baru ini saya baca, namun terhenti di tengah jalan. Lalu saya membaca buku yang lain. Akibatnya banyak buku yang terhenti ditengah jalan ketika saya membaca. Tahun ini, salah satu target saya adalah: saya harus selesai membaca buku-buku tersebut, apapun yang terjadi! Walaupun tidak mungkin godaannya tentu banyak sekali, semisal buku-buku yang lebih menarik. wkwk.
[1] Saya membeli buku ini pada awal 2012 ketika sedang zamannya game Stronghold Crusader. Saya pernah mencoba untuk memainkannya karena tidak ada game yang bisa saya mainkan. Alhasil, saya tidak pernah mengerti tentang permainan tersebut. Entahlah, kenapa abang dan adik saya sangat candu memainkannya kala itu. Salah satu tokoh di dalam game tersebut adalah Shalahuddin al-Ayyubi yang berada di pihak islam. Kebetulan nama itu membekas di ingatan saya serta menemukan buku tentang Tokoh-tokoh Perang Salib. Saya memutuskan untuk membeli dan belum selesai membaca hingga sekarang. Semoga saja tahun ini selesai. Aamiin.

[2] Saya membeli buku ini karena judulnya ada kata 'Finlandia'. Salah seorang dosen saya pernah bercerita bagaimana sistem pendidikan di Finlandia. Namun saat itu beliau hanya menceritakan secara umum. Saya penasaran dan ingin tahu lebih banyak. Karena itulah saya membelinya. Saya baru sampai pada bagian pertama, dan terhenti karena menyelesaikan novel Miss Peregrine's Home for Peculiar Children. Buku ini detail dijelaskan bagaimana sistem pendidikan di Finlandia bahkan dari hal yang kita anggap sederhana sekalipun. Supaya dapat memahami dengan baik, saya harus membaca pelan-pelan. 



[3] Eka Kurniawan merupakan salah satu penulis yang fenomenal. Cantik itu Luka telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Beberapa komentar pembaca menyebutkan bahwa buku ini sangat bagus. Awal mula saya membaca salah satunya karena penasaran. Saya meminjam buku ini di Ijak. Bagi saya buku ini cukup rumit dan lebih banyak narasi, tapi entah kenapa saya menikmatinya. Buku setebal 496 barangkali harus konsisten saya membacanya, sama seperti membaca A Man Called Ove karya Fredrik Backman yang berulang kali saya pinjam di IJak. Haha. 




[4] Novel ini merupakan buku ke-5 seri Wicked Lovely. Saya terhenti membacanya karena kurang paham jalan cerita di buku ke lima ini. Saya belum membaca buku ke-4 karena semuanya sold out. Mungkin karena itulah saya menjadi tidak paham bagaimana kisah Aislinn dan Seth. Mungkin saya akan melanjutkan membacanya, jika saya berhasil menemukan buku ke-4 nya. Itu solusi untuk sementara waktu. 






[5] Saya juga meminjam buku ini di Ijak. Sebenarnya saya bingung kenapa memutuskan untuk membaca buku ini. Saya jarang membaca buku sastra karena memahaminya butuh waktu yang lebih lama. Selain itu, pemilihan diksipun lebih rumit, sehingga tak jarang ketika membacanya justru bingung dan harus membacanya berkali-kali. Kenapa saya terhenti? Karena tiba-tiba saya bingung dan mengantuk ketika membacanya. Barangkali saya harus membiasakan diri untuk membaca karya sastra.




[6] Colleen Hoover bukanlah nama yang asing lagi. Saya sering mendengar karya-karyanya, namun belum berniat untuk membaca salah satunya. Beberapa komentar menyebutkan hal-hal yang membuat saya harus berpikir kembali untuk membaca karyanya. Padahal saya cukup penasaran seperti apa karya dari penulis yang satu ini. Untuk memenuhi rasa penasaran, saya meminjam bukunya di Ijak--lagi-lagi. Lalu, saya terhenti karena teralihkan oleh buku Teach Like Finland.





[7] Saya memperoleh buku ini secara gratis dengan format pdf. Sang Penandai merupakan buku Tere Liye yang belum terselesaikan oleh saya. Saya pun lupa kenapa tidak melanjutkan untuk membacanya. Setidaknya setelah saya membuka goodreads dan melihat satu persatu currently reading yang saya miliki, saya ingat harus menyelesaikan novel ini. Jika ada yang mau, kita bisa saling berbagi filenya. Hihi.






[8] Le Petit Prince: Pangeran Cilik yang tiba-tiba saya temukan di awal November lalu di Gramedia ini masih terbungkus dengan rapi. Begitu juga dengan [9] Simple Miracles karangan Ayu Utami yang masih rapi bergandengan tersusun dengan buku Le Petit Prince. Saya belum menyentuh kedua buku ini, walaupun sangat penasaran ketika hendak membelinya. Nah, seperti itulah yang namanya menimbun buku. Saat di toko buku sangat ingin membacanya, tapi ketika tiba di rumah hilang semuanya.

Nah, barangkali sembilan buku ini harus saya selesaikan di tahun 2018. Semoga saja terlaksana. Jika nanti telah selesai, barulah saya berencana membeli buku lagi. Saya ingat sekali bahwa tersisa 34 buku lagi yang harus saya baca pada tahun ini. 

Salam.

No comments:

Post a Comment