[Formasi Lengkap, Yuhuu!!!] |
Setiap
dari kita datang, lalu pergi, dan seiring berjalannya waktu akan tiba masanya
untuk melupakan. Kita tidak mengingat setiap hari yang terjadi, namun yang
pasti, kita mengingat momen-momen yang terjadi.
Saya
mengakui bahwa tulisan ini sangat-sangat terlambat. Sekarang telah memasuki
penghujung tahun 2017, dan cerita ini berlangsung di awal tahun 2016, nyaris
satu tahun lebih. Walaupun begitu, saya selalu ingat bahwa suatu waktu saya
harus menceritakan tentang ini. Karena bagaimanapun tulisan ini adalah janji
bagi saya. Selamat sore rekan-rekan divisi soal dan adik-adik! Tanpa kita
sadari, ternyata kita telah memiliki kesibukan masing-masing. Saya ingin
bercerita tentang mereka, namun sebagian memori saya telah tertinggal sehingga
harus dijemput kembali. Begitulah, alasan saya menulis, karena saya takut untuk
lupa.
Saya
mengenal divisi soal PIK sejak tahun 2015 ketika pertemuan yang tak terduga
menjadi hubungan yang sangat baik. Lalu, PIK 2015 selesai dan berganti nama
menjadi PIK 2016. Apakah saya dan kawan-kawan memutuskan untuk menghilang?
Sayangnya, kami kembali ke divisi yang luar biasa. Siapa koordinator saat itu?
Wah, tentu saja sama dengan tahun sebelumnya. Tapi selang dua bulan kemudian
semuanya berubah, karena koordinator kita mendapatkan amanah yang lebih tinggi
(Haha). Formasi kita berkurang yaa, haha.
Mana yang
lebih berat saat PIK 2015 atau PIK 2016? Bagi saya, PIK 2016 jauh lebih luar
biasa dibandingkan yang tahun lalu. Kenapa? Entahlah, banyak hal yang terjadi
sepanjang menuju acara. PIK 2016 kami beranggotakan: saya sendiri, sri, agus,
sesvi, pipin, dan adik-adik tercinta (ami, winna, wilma, yola, sakinah, ayu,
resa, wulan, nira, dan maifil). Saya senang bertemu mereka, menjadi keluarga
baru.
[Ada yang sadar kamera ternyata -_-] |
Apa saja
yang terjadi saat itu? Saya tidak bisa menceritakannya satu persatu, karena
saya pun nyaris lupa. Hal utama yang selalu teringat adalah: bagaimana
sensasinya ketika bimbingan soal bersama dosen? Pasti menyenangkan. Hihi.
Ingatkah saat tiba-tiba kita membentuk lingkaran sore itu? Ah, tentu ingat.
Karena melalui itu, saya ingat hubungan mereka berdua semakin dekat. Entah
kenapa, saya suka sekali dampak setelah lingkaran terbentuk, disana kita dapat
meluruskan masalah yang seringkali terjadi karena komunikasi yang salah.
Ingatkah apa yang terjadi di sore hari menjelang H-2? Hingga saat ini, kejadian
itu tidak bisa saya lupakan. Entahlah, mungkin kala itu adalah titik tertinggi
rasa lelah di dalam diri saya. Akibatnya saya pun kesulitan mengendalikan diri.
Saya ingat ketika setelah sholat magrib di Afdal, kita pergi jalan-jalan malam
sampai gajah III dan memutuskan mendinginkan kepala dengan es krim. Wkwk. Saya
ingat bagaimana akhirnya malam itu, kita pulang sangat-sangat larut.
[Foto ini diambil saat pertemuan kesekian tidak salah. Haha] |
Hal
menyenangkan yang selalu saya ingat adalah ketika kita mem-pack soal, dan tidur di hima. Mungkin bagi sebagian orang semua itu
adalah hal yang sederhana, namun bagi saya itu mengesankan. Saya ingat
bagaimana posisi mereka tidur yang tak karuan ditemani oleh Ainil dari divisi
humas (asyik 😊). Saya
tau semua dari kita berada dalam kondisi yang sangat-sangat lelah. Ketika
shubuh, kami pun bertukar tempat—laki-laki yang tidur di dalam HIMA yang
sebelumnya tidur di trotoar (Ya Allah!).
[Tahukah, ini tumpukan apa?] |
Lalu
kemudian, saya tidak menduga banyak hal yang terjadi selang dua minggu acara
berlangsung. Setelah saya mengingatnya, saya cuma bisa tertawa. Saya paham,
saat itu semuanya dalam kondisi lelah sehingga tidak mungkin emosi pun sulit
dikendalikan. Namun jika tidak seperti itu, suatu acara tidak punya sensasi,
bukan begitu? Hahaha.
Saya ingat
ketika kita makan bersama di dekat DPR, duduk berjejeran tanpa peduli orang di
sekitarnya. Kita belum makan kala itu, mungkin saja lupa sebenarnya, sehingga menjelang
magrib kita berkumpul dan makan bersama. Ingatkah, saya tidak tau siapa yang
memulai pada awalnya, tapi di antara kita berhasil membentuk divisi cinta (Hahai,
lirik seseorang :D). Saya tau, kita selalu tertawa padahal sebenarnya menyimpan
banyak ketakutan sebelum acara. Kita selalu makan terlambat tepatnya menyantap
makanan di akhir—malam hari. Entahlah, kita tidak pernah membuat komitmen harus
makan bersama, sayangnya tanpa disadari kita selalu melakukannya.
Pada waktu
itu, saya ingat kita semua pernah menjadi sekumpulan anak-anak nakal (Haha). Ternyata,
seperti itulah menjadi orang berbeda di antara sekumpulan orang (berbeda itu
baik). Saya ingat bagaimana paniknya kita ketika kertas lakmus hilang.
Bayangkan, mereka hanya mencari pengganti kertas itu H-jam. Luar biasa. Hanya Allah
yang melindungi mereka ketika berkendara. Ah, apalagi yang mesti saya ingat? Saya
payah dalam mengingat.
Acara
hanya berlangsung 2 minggu lamanya, namun prosesnya sungguh menyita waktu. Tapi
semua itu terbayarkan. Alhamdulillah, kala itu peserta tembus 1000 lebih sesuai
target. Entahlah bagi saya itu adalah salah satu bentuk kebahagiaan sederhana. Setelah
acara usai, apa yang terjadi dengan divisi soal? Apakah acara selesai, hubungan
kita juga selesai? Alhamdulillah, hingga saat ini kita berada dalam hubungan
yang sangat baik.
[Ingatkah, ini dimana, kapan, dan minus siapa?] |
Saya tidak
menyangka, ternyata kita bisa tertawa lepas setelah itu. Tugas dan tanggung
jawab selesai, lalu kita berkumpul dengan nyaman. Saya tidak pernah mengucapkan
apapun setelah acara selesai (atau mungkin saya lupa). Dan terimakasih. Pertemuan
dan hubungan yang baik ini memberikan satu tempat di kehidupan saya. Terimakasih
telah bekerja sama, saling mempercayai, saling merangkul ketika salah satu
mulai jatuh. Terimakasih telah merelakan banyak waktu berharga dahulunya. Terimakasih
tidak pernah pergi meninggalkan divisi ini, meskipun bebannya begitu luar
biasa. Terimakasih telah berbagi tawa, dan duka. Dan apapun itu terimakasih.
[Ada anggota tambahan--dan pertemuan yang terakhir kali yaa] |
Sekarang,
janji saya telah terpenuhi. Kapan-kapan, mungkin kita bisa saling berkumpul
lagi dengan formasi yang lengkap, suatu hari nanti—tentu saja.
Selamat
melangkah dengan tujuan hidup masing-masing, dan semoga sukses!
Salam.
No comments:
Post a Comment