Pages

November 25, 2017

[Jurnal] Divisi Soal PIK 2016

[Formasi Lengkap, Yuhuu!!!]
Setiap dari kita datang, lalu pergi, dan seiring berjalannya waktu akan tiba masanya untuk melupakan. Kita tidak mengingat setiap hari yang terjadi, namun yang pasti, kita mengingat momen-momen yang terjadi.

Saya mengakui bahwa tulisan ini sangat-sangat terlambat. Sekarang telah memasuki penghujung tahun 2017, dan cerita ini berlangsung di awal tahun 2016, nyaris satu tahun lebih. Walaupun begitu, saya selalu ingat bahwa suatu waktu saya harus menceritakan tentang ini. Karena bagaimanapun tulisan ini adalah janji bagi saya. Selamat sore rekan-rekan divisi soal dan adik-adik! Tanpa kita sadari, ternyata kita telah memiliki kesibukan masing-masing. Saya ingin bercerita tentang mereka, namun sebagian memori saya telah tertinggal sehingga harus dijemput kembali. Begitulah, alasan saya menulis, karena saya takut untuk lupa.
Saya mengenal divisi soal PIK sejak tahun 2015 ketika pertemuan yang tak terduga menjadi hubungan yang sangat baik. Lalu, PIK 2015 selesai dan berganti nama menjadi PIK 2016. Apakah saya dan kawan-kawan memutuskan untuk menghilang? Sayangnya, kami kembali ke divisi yang luar biasa. Siapa koordinator saat itu? Wah, tentu saja sama dengan tahun sebelumnya. Tapi selang dua bulan kemudian semuanya berubah, karena koordinator kita mendapatkan amanah yang lebih tinggi (Haha). Formasi kita berkurang yaa, haha.

Mana yang lebih berat saat PIK 2015 atau PIK 2016? Bagi saya, PIK 2016 jauh lebih luar biasa dibandingkan yang tahun lalu. Kenapa? Entahlah, banyak hal yang terjadi sepanjang menuju acara. PIK 2016 kami beranggotakan: saya sendiri, sri, agus, sesvi, pipin, dan adik-adik tercinta (ami, winna, wilma, yola, sakinah, ayu, resa, wulan, nira, dan maifil). Saya senang bertemu mereka, menjadi keluarga baru.
[Ada yang sadar kamera ternyata -_-]
Apa saja yang terjadi saat itu? Saya tidak bisa menceritakannya satu persatu, karena saya pun nyaris lupa. Hal utama yang selalu teringat adalah: bagaimana sensasinya ketika bimbingan soal bersama dosen? Pasti menyenangkan. Hihi. Ingatkah saat tiba-tiba kita membentuk lingkaran sore itu? Ah, tentu ingat. Karena melalui itu, saya ingat hubungan mereka berdua semakin dekat. Entah kenapa, saya suka sekali dampak setelah lingkaran terbentuk, disana kita dapat meluruskan masalah yang seringkali terjadi karena komunikasi yang salah. Ingatkah apa yang terjadi di sore hari menjelang H-2? Hingga saat ini, kejadian itu tidak bisa saya lupakan. Entahlah, mungkin kala itu adalah titik tertinggi rasa lelah di dalam diri saya. Akibatnya saya pun kesulitan mengendalikan diri. Saya ingat ketika setelah sholat magrib di Afdal, kita pergi jalan-jalan malam sampai gajah III dan memutuskan mendinginkan kepala dengan es krim. Wkwk. Saya ingat bagaimana akhirnya malam itu, kita pulang sangat-sangat larut.
[Foto ini diambil saat pertemuan kesekian tidak salah. Haha]
Hal menyenangkan yang selalu saya ingat adalah ketika kita mem-pack soal, dan tidur di hima. Mungkin bagi sebagian orang semua itu adalah hal yang sederhana, namun bagi saya itu mengesankan. Saya ingat bagaimana posisi mereka tidur yang tak karuan ditemani oleh Ainil dari divisi humas (asyik 😊). Saya tau semua dari kita berada dalam kondisi yang sangat-sangat lelah. Ketika shubuh, kami pun bertukar tempat—laki-laki yang tidur di dalam HIMA yang sebelumnya tidur di trotoar (Ya Allah!).
[Tahukah, ini tumpukan apa?]
Lalu kemudian, saya tidak menduga banyak hal yang terjadi selang dua minggu acara berlangsung. Setelah saya mengingatnya, saya cuma bisa tertawa. Saya paham, saat itu semuanya dalam kondisi lelah sehingga tidak mungkin emosi pun sulit dikendalikan. Namun jika tidak seperti itu, suatu acara tidak punya sensasi, bukan begitu? Hahaha.

Saya ingat ketika kita makan bersama di dekat DPR, duduk berjejeran tanpa peduli orang di sekitarnya. Kita belum makan kala itu, mungkin saja lupa sebenarnya, sehingga menjelang magrib kita berkumpul dan makan bersama. Ingatkah, saya tidak tau siapa yang memulai pada awalnya, tapi di antara kita berhasil membentuk divisi cinta (Hahai, lirik seseorang :D). Saya tau, kita selalu tertawa padahal sebenarnya menyimpan banyak ketakutan sebelum acara. Kita selalu makan terlambat tepatnya menyantap makanan di akhir—malam hari. Entahlah, kita tidak pernah membuat komitmen harus makan bersama, sayangnya tanpa disadari kita selalu melakukannya.

Pada waktu itu, saya ingat kita semua pernah menjadi sekumpulan anak-anak nakal (Haha). Ternyata, seperti itulah menjadi orang berbeda di antara sekumpulan orang (berbeda itu baik). Saya ingat bagaimana paniknya kita ketika kertas lakmus hilang. Bayangkan, mereka hanya mencari pengganti kertas itu H-jam. Luar biasa. Hanya Allah yang melindungi mereka ketika berkendara. Ah, apalagi yang mesti saya ingat? Saya payah dalam mengingat.

Acara hanya berlangsung 2 minggu lamanya, namun prosesnya sungguh menyita waktu. Tapi semua itu terbayarkan. Alhamdulillah, kala itu peserta tembus 1000 lebih sesuai target. Entahlah bagi saya itu adalah salah satu bentuk kebahagiaan sederhana. Setelah acara usai, apa yang terjadi dengan divisi soal? Apakah acara selesai, hubungan kita juga selesai? Alhamdulillah, hingga saat ini kita berada dalam hubungan yang sangat baik.




[Ingatkah, ini dimana, kapan, dan minus siapa?]


Saya tidak menyangka, ternyata kita bisa tertawa lepas setelah itu. Tugas dan tanggung jawab selesai, lalu kita berkumpul dengan nyaman. Saya tidak pernah mengucapkan apapun setelah acara selesai (atau mungkin saya lupa). Dan terimakasih. Pertemuan dan hubungan yang baik ini memberikan satu tempat di kehidupan saya. Terimakasih telah bekerja sama, saling mempercayai, saling merangkul ketika salah satu mulai jatuh. Terimakasih telah merelakan banyak waktu berharga dahulunya. Terimakasih tidak pernah pergi meninggalkan divisi ini, meskipun bebannya begitu luar biasa. Terimakasih telah berbagi tawa, dan duka. Dan apapun itu terimakasih.
[Ada anggota tambahan--dan pertemuan yang terakhir kali yaa]
Sekarang, janji saya telah terpenuhi. Kapan-kapan, mungkin kita bisa saling berkumpul lagi dengan formasi yang lengkap, suatu hari nanti—tentu saja.

Selamat melangkah dengan tujuan hidup masing-masing, dan semoga sukses!

Salam.

No comments:

Post a Comment