Judul : Matahari
Penulis : Tere Liye
Tahun Terbit: Juli 2016
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman : 390 halaman
Sinopsis
Namanya Ali, 15 tahun,
kelas X. Jika saja orangtuanya mengizinkan, seharusnya dia sudah duduk di
tingkat akhir ilmu fisika program doktor di universitas ternama. Ali tidak
menyukai sekolahnya, guru-gurunya, teman-teman sekelasnya. Semua membosankan
baginya. Tapi sejak dia mengetahui ada yang aneh pada diriku dan Seli, teman
sekelasnya, hidupnya yang membosankan berubah seru. Aku bisa menghilang, dan
Seli bisa mengeluarkan petir. Ali sendiri punya rahasia kecil. Dia bisa berubah
menjadi beruang raksasa. Kami bertiga kemudian bertualang ke tempat-tempat
menakjubkan. Namanya Ali. Dia tahu sejak dulu dunia ini tidak sesederhana yang
dilihat orang. Dan di atas segalanya, dia akhirnya tahu persahabatan adalah hal
yang paling utama.
Pada akhirnya
saya menyelesaikan buku ini setelah sekitar 4 bulan membaca seperti siput. Saya
tidak tau kenapa, tapi akhir-akhir ini intensitas membaca saya menjadi
berkurang. Biasanya saya dapat menyelesaikan satu buku dengan cepat, namun
sekarang saya membutuhkan waktu berbulan lamanya.
Matahari
karangan Tere Liye merupakan buku ketiga dari sekuel Bumi dan Bulan. Setelah
pada buku sebelumnya—Bulan mengambil setting
di Klan Matahari, sekarang pada buku ini penulis mengambil setting di klan Bintang. Sama seperti
cerita sebelumnya, Raib, Ali, dan Seli kembali diajak untuk berpetualan ke
negeri yang belum pernah mereka datangi. Jika pada buku sebelumnya mereka
datang dengan berkorban nyawa. Namun, dibuku ini mereka justru datang karena
rasa ingin tahu yang datang. Mereka datang ke negeri klan Bintang tanpa misi
apapun.
Pada buku
ini diceritakan bahwa Klan Bintang merupakan klan paling maju baik dari segi
teknologi maupun peradabannya. Penulis jelas sekali memperlihatkan kecanggihan
alat-alan yang dimiliki oleh klan Bintang. Hanya saja konflik yang dimuat belum
membangkitkan ketegangan saya sebagai pembaca. Saya masih berpikir bahwa
pengaruh minat baca saya rendah berpengaruh terhadap klimaks saat membaca buku
ini.
Pertarungan
antara Raib dan kawan-kawan tidak serumit saat mereka berada di Klan Bulan
maupun Matahari. Awalnya saya mengira bahwa akan ada pertempuran yang terjadi
di Klan Bintang seperti cerita-cerita sebelumnya. Pertempuran yang terjadi di
sini cenderung karena Raib beserta Ali dan Seli melanggar beberapa dekrit yang
dikeluarkan oleh Dewan Klan Bintang. Istilahnya kalau di sini, mereka datang ke
suatu negara secara ilegal. Nah, karena itulah mereka ditahan terlebih para
Dewan membenci mereka yang memiliki kekuatan.
Ah, saya
kesulitan menceritakan tentang buku ini. Tidak banyak yang bisa saya ceritakan
tentang buku ini. Terlepas dari semua itu, ternyata saya menemukan sesuatu.
“Hidup ini adalah petualangan, Ali. Semua orang
memiliki petualangannya masing-masing, maka jadilah seorang petualang yang
melakukan hal terbaik.” –halaman 362.
“…Kita selalu bisa mengubah jalan cerita dengan
ketulusan.” –halama 389.
Dan, pada
akhirnya saya hanya bisa memberikan 3/5 bintang untuk novel ini.
|
No comments:
Post a Comment