Judul : San Francisco
Pengarang : Ziggy
Zezsyazeoviennazabrizkie
Tahun terbit : Juli 2016
Penerbit : Gransindo
Jumlah halaman : 215
halaman
Sinopsis
Satu-satunya yang menarik
dari cowok bernama Ansel adalah badannya yang ketinggian, kegemarannya akan
musik klasik, dan senar-senar harpa di ujung jarinya. Ansel bekerja di Suicide
Prevention Center, bertugas mengangkat telepon, hingga akhirnya ia menemukan
hal menarik yang baru: Rani—gadis dari negeri asing yang mengiris nadi setiap
dua hari sekali. Sekarang sebagian besar kehidupan Ansel berputar di sekitar
Rani. Dan, Ansel bertanya-tanya apakah pertemuan mereka di Golden Gate Bridge
San Fransisco adalah takdir, atau sekadar kesialan? Karena dari sini, mobil
kabel yang membawa kisah mereka bisa saja menanjak terus hingga setengah jalan
menuju bintang, atau justru terjebak dalam kabut di atas perairan biru dan
berangin San Francisco.
Saya kembali membaca salah
satu karya Ziggy yaitu San Fransisco. Setelah Di Tanah Lada, Jakarta Sebelum
Pagi, sepertinya saya mulai tertarik untuk membaca satu persatu karyanya. Saya
suka dengan novel ini, karena pada bagian akhir saya menemukan jawaban yang
selama ini tak pernah terjawab di hati saya. Saya membeli novel ini karena
sinopsisnya tentang bunuh diri. Entahlah, saya suka dengan sesuatu yang agak
kelam. Sebelumnya novel ziggy yang lain pun, menurut saya suasananya memang
agak sedikit kelam: di tanah lada, dan jakarta sebelum pagi.
Awal cerita seorang Ziggy
telah langsung menjelaskan tentang seseorang yang hendak bunuh diri.
Selanjutnya, saya berhenti membaca…karena kepala saya tidak menerima. Seperti
biasa, saya hanya berhenti beberapa hari dan selanjutnya kembali membaca.
Novel ini memang identik
dengan bunuh diri karena salah satu tokohnya bekerja di salah satu hotline
untuk orang-orang yang ingin mengakhiri hidup. Saya senang ketika Ansel mulai
bercerita tentang musik klasik, meskipun saya tidak mengerti dengan musik
klasik, bahkan setelah membacapun ingatan saya tidak mengingat dengan baik.
Meskipun begitu saya senang. Saya mulai mengetahui tentang musik klasik, harpa
dan biola, dan penyakit yang diderita oleh Rani.
Banyak hal yang ingin saya
katakan tentang novel ini, tentang bahasa bilingual yang disajikan penulis
ketika Ansel dan Rani berinteraksi. Walaupun, beberapa kalimat ada kesalahan
dalam peletakan antara bahasa indonesia dan inggrisnya. Kelebihannya, saya bisa
belajar bahasa inggris😂😂😂.
Novel ini sungguh seperti novel terjemahan, cara penyajiannya, deskripsinya,
percakapannya, dan beberapa bagian saya justru bingung, karena tiba-tiba lupa
ini percakapan antara siapa dan siapa.
Bagian akhirnya, semua
pertanyaan di benak saya akan novel ini terjawab. Kenapa Ansel tidak pernah
ikut audisi harpa?Kenapa dia bekerja di hotline? Saya akhirnya paham.
Sayangnya, ada satu hal yang tidak begitu diungkap di novel ini, yaitu tentang
penyakit Rani, tentang bunuh dirinya dan penyelesainnya. Ya, hanya itu.
Termasuk bagaimana cara Rani yang mengiris nadi seperti yang dikatakan pada
sinopsis. Saya hanya ingin tau. Rasanya, novel ini lebih mengedepankan tentang
musik klasik dibandingkan masalah tokoh utama. Menurut saya seperti itu, karena
mengenai musik klasik penulis menjelaskan dengan detail.
Saya suka semua tokohnya,
terutama Benji. Ah, meskipun sedikit seperti yankii (saya menemukan istilah ini
saat baca momiji, haha) dia cukup bijak, dan berhasil melindungi Rani selama
ini. Rasanya, kehadiran Benji itu memberikan selera humor di novel ini.
Baiklah, saya memberikan 4
bintang novel ini. Sama seperti novel Ziggy yang lainnya, yang berbekas di hati
saya selalu kisahnya.
Setelah membaca novel ini,
saya paham: kita terkadang salah mengartikan antara suka dan sayang. Ketika
kita menyayangi seseorang berarti melakukan sesuatu untuknya. Contoh rasa
sayang kita kepada ibu dan ayah, maka kita melakukan banyak hal untuk membuat
mereka bahagia. Dan rasa suka itu hadir bukan karena benar-benar suka, tetapi
karena adanya rasa membutuhkan yang tak terelakkan. Dan itu terjadi, ketika
kita menghabiskan banyak waktu bersama orang yang kita butuhkan dan
membutuhkanmu. Jadi, tidak salah ketika orang-orang yang telah lama berada di
sekitar kita, lalu pergi, dan rasa kehilangan dan tidak rela itu hadir. Karena
saling ketergantungan itulah.
Saya selesai dengan novel
ini. Dan selamat malam. Ah ya, rasanya ingin membaca “Semua Ikan di Langit” 😂😂
Rating : 4/5
|
No comments:
Post a Comment