Pages

August 21, 2016

[Jurnal] Mari Mengenal Goodreads


Selamat siang. Hari Minggu ini adalah kali terakhir bagi saya untuk menikmati libur semester, dan esok pagi rutinitas itu akan kembali lagi. Saya tidak tau ingin menulis apa, tetapi hasrat saya begitu kuat untuk bercerita. Kemarin malam, saya tiba-tiba betah berlama-lama untuk mengunjungi goodreads, entah kenapa kadangkala komunitas itu lebih menyenangkan dibandingkan membuka media sosial lainnya. Mungkin karena di dalamnya ditemukan setumpuk buku yang selalu menciptakan suasana ‘ngiler’. Ups, maaf. Hari ini saya ingin bercerita tentang goodreads. Kenapa saya ingin menceritakannya? Entahlah, sebagian ingin membujuk orang-orang yang membaca tulisan ini untuk bergabung di sana. Sebenarnya, saya ingin bercerita tentang ‘Ijak’ hari ini, namun karena server si ‘Ijak’ sedang eror, maka saya urungkan. Lain kali, saya akan berbagi informasi lagi.
Apa itu goodreads? Ah, apabila ditanya secara definisi formal saya tidak tau. Tetapi, saya dapat menjelaskan secara sederhana. Goodreads adalah suatu situs yang di dalamnya berisi informasi-informasi seputar buku. Nah, di dalamnya kita tidak sekedar mendapatkan update tentang buku terbaru di dunia, tetapi di sini juga sama seperti facebook yaitu adanya pertemanan dan grup. Awal saya bergabung di goodreads kalau tidak salah saat duduk di bangku SMA. Beberapa teman yang memang sudah hobi baca sejak SMP sudah menjelajahi situs ini lebih dahulu. Berhubung saya tidak begitu paham kala itu, maka saat SMA-lah saya aktif di goodreads. Sudah mulai tertarik untuk bergabung? Ah, saya rasa belum. Karena saya belum menjelaskan hal menarik yang diberikan dari situs ini. Hal menarik yang sederhana dari grup ini yaitu ketika memiliki teman yang memiliki kecintaan yang sama, rasa-rasanya untuk berkomunikasipun juga lebih menyenangkan. Bahkan, saya pribadi tidak mengenal mereka seorangpun awalnya, namun ketika sudah berdiskusi tentang buku, tiba-tiba semua menjadi ‘welcome’ dan tidak mempedulikan apakah kita saling mengenal atau tidak. Melalui pertemanan itu pulalah, saya dapat mengetahui apa yang sedang mereka baca, atau buku-buku yang menarik yang seharusnya saya baca. Selain itu, goodreads juga dilengkapi dengan grup. Bergabung dengan grup ini tergantung dengan passion mau bagaimana. Salah satu grup yang saya ikuti yaitu Goodreads Indonesia. Menurut saya, senang rasanya karena banyak informasi terbaru seputar buku, ataupun challenge yang diadakan setiap bulannya. Nah, bagaimana? Saya melupakan sesuatu, di goodreads yang berkumpul tidak sekedar para pembaca, namun ada juga penulis yang aktif di sana. Saya pribadi juga meng-follow penulis lokal maupun luar, sehingga saya dapat mengetahui update terbaru dari mereka. Menyenangkan? Tentu saja. Di samping itu, beberapa thread di grup juga menyediakan bagi para pembaca yang hobi menulis untuk mengasah skillnya. Umumnya kita saling berbagi pengalaman, pengetahuan, ataupun situs-situs yang dapat meningkatkan pengetahuan menulis. Sudah tertarikkah? Jika sudah, langkah pertama yang dapat dilakukan tentunya harus memiliki akun. Teman-teman dapat mengetik nama website dari goodreads itu terlebih dahulu, atau klik di sini untuk masuk. Setelah itu, akan muncul tampilan seperti di bawah ini.

Tata cara untuk mempunyai akun di situs ini sama dengan media sosial lainnya. Teman-teman bisa sign up terlebih dahulu, atau memilih sign in dengan akun yang telah dimiliki, seperti: facebook, twitter, google, atau amazon (silahkan klik icon di samping kata or sign in using). Setelah masuk ke goodreads, saya lupa bagaimana tampilan pastinya, tetapi teman-teman akan dituntun untuk memilih beberapa buku terlebih dahulu atau genre buku yang diinginkan. Untuk mempermudah memperoleh pertemanan, juga dapat digunakan pencarian melalui akun media sosial lainnya, salah satu yang umum digunakan yaitu facebook. Silahkan dijelajahi di sana, dan selamat mencoba. 

Pengalaman saya saat pertama kali memiliki akun ini, adanya panduan tentang cara menggunakannya. Hingga nantinya setelah serangkaian step itu dilewati, kira-kira tampilannya akan semacam gambar di atas. Sepertinya, tulisan ini akan menjadi sangat panjang apabila saya menjelaskan semuanya. Oleh karena itu, sebaiknya saya jelaskan secara umum terlebih dahulu. Apabila nantinya kurang paham, saya dengan senang hati menjelaskannya. Bagi saya, melihat sekumpulan orang dengan kecintaan terhadap buku, hal itu salah satu bentuk kesenangan bagi saya. 

Di sana, teman-teman dapat mencari buku yang diinginkan untuk dibaca atau telah pernah dibaca. Silahkan ketik di bagian search paling atas pada bagiah home. Ingat, di goodreads untuk pencarian hanya berlaku untuk judul buku dan nama penulis. Hal ini tidak berlaku jika teman-teman ingin mencari teman seperti yang dilakukan di media sosial lainnya. Misalnya, teman-teman ingin mencari buku dengan penulis 'Prisca Primasari', maka akan tampil seperti gambar di bawah ini.


Teman-teman dapat melihat, bahwa akan muncul buku karya Prisca Primasari. Alternatif lainnya, teman-teman juga dapat hanya mengetikkan judul bukunya saja untuk lebih spesifik. Selanjutnya, silahkan klik buku yang diinginkan, sehingga nantinya akan tampil informasi mengenai buku tersebut seperti gambar di bawah ini.



Selanjutnya, teman-teman dapat memilih buku tersebut untuk dimasukkan ke dalam rak-bacaan atau bookshelves. Di sini, adanya kebebasan untuk membuat rak-buku yang diinginkan, maksudnya kebebasan dalam pengkategorian buku yang ingin dibaca. Namun, goodreads menyediakan tiga jenis shelf yang tersedia yaitu: want-to-read (atau dapat dikatakan buku yang ingin dibaca), currently reading (buku yang sedang dibaca saat ini), dan read (buku yang telah dibaca). Silahkan teman-teman klik sesuai kondisi yang ada. Kebetulan, buku di atas saya telah membacanya, sehingga centang yang muncul yaitu shelf  read. Pada bagian bawah tulisan read, teman-teman dapat melihat tanda bintang. Nah, di sini teman-teman dapat menilai buku yang dibaca. Bebas, Terserah ingin menilai berapa. Menurut saya, rating yang diberikan oleh pembaca kepada penulis berguna sebagai tolak ukur pencapaian dari penulis itu sendiri. 



Apabila telah selesai membaca suatu buku, maka nantinya akan muncul current review atau review singkat kita mengenai buku yang dibaca. Tidak ada aturan yang mengharuskan kita mengikuti cara-cara mereview yang baik. Bahkan saya menemukan, kadangkala pembaca menumpahkan bagaimana perasaannya setelah membaca buku tersebut. Jadi, jangan takut untuk berkomentar. 


Selain itu, di goodreads juga terdapat reading challenge setiap tahun. Caranya, teman-teman dapat meng-klik pada bagian reading challenge yang terdapat di sebelah kiri home. Silahkan diatur jumlah buku yang harus dibaca dalam satu tahun. Tidak ada paksaan harus membaca berapa, karena menurut saya reading challenge ini salah satu bentuk kepuasan batin bagi saya dan kontrol dalam membaca. Kira-kira gambarnya seperti dibawah ini.

Alhamdulillah, untuk tahun ini saya dapat membaca buku lebih cepat sesuai target, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sejujurnya, saat pertama kali mengikuti reading challenge ini, jumlah buku yang saya targetkan adalah 50 buku. Namun, tidak berhasil. Lalu saya turunkan menjadi 40 buku. Hasilnya tetap sama, sehingga tahun ini saya menurunkannya menjadi 30 buku. Apabila berhasil, mungkin untuk tahun selanjutnya akan saya tingkatkan. Ah, saya bukan apa-apa dibandingkan teman satu komunitas. Bahkan mereka memasang target 100 buku dalam satu tahun. Saya juga menemukan, beberapa dari mereka telah berhasil memenuhi targetnya yaitu 50 buku di bulan ini. Waw, luar biasa. Nah, satu hal lagi teman di goodreads yang saya tahu umumnya mereka membaca buku dengan ketebalan di atas 300 dan berasal dari penulis luar. Apabila melihat mereka update-status di goodreads, bagi saya itu salah satu bentuk penyemangat agar 'jangan-pernah-lupa-baca-jangan-malas-baca. Bayangkan, mereka tetap dapat membaca, padahal sebagian besar yang saya tahu mereka telah bekerja, dan beberapa juga mahasiswa seperti saya. Aturannya, bagaimana cara mereka membagi waktu?

Hampir separuh dari buku yang saya baca adalah 'the power of pinjam'. Tidak selamanya kita harus membeli bukan? Apalagi setelah mengenal Ijak, saya justru mengurungkan niat untuk membeli novel apabila tidak begitu ingin. Saya tidak tau, melalui tulisan ini teman-teman akan terbantu dalam menggunakan goodreads. Kalaupun tidak, saya dengan senang hati menampung pertanyaan. Di samping itu, goodreads juga telah tersedia di playstore, sehingga teman-teman yang menggunakan android dan sejenisnya dapat mengaksesnya lebih mudah. Menurut saya, tampilan di android terkesan lebih sederhana dibandingkan tampilan untuk PC. 

Sedikit informasi, bagi teman-teman yang hobi membaca atau dalam kamus saya 'maniak' buku, di goodreads juga ada grup di telegram. Awalnya saya tidak punya telegram, dan terpaksa di download. Tahukah, saya tidak mengira di grup itu akan sangat-sangat bersahabat. Padahal, saya tidak mengenal satupun dari mereka. Di sana, kita berdiskusi tentang buku, sharing banyak hal, sampai-sampai game pun bisa juga di sana. Saya justru bersyukur tergabung di grup itu, karena banyak hal baru yang saya temui. Jujur, di sana saya merasa tidak ada apa-apanya. Mereka tau banyak hal, tetapi uniknya mereka tidak pernah menertawakan jika kita bertanya dengan polosnya. Mereka dengan senang hati akan menjelaskan. Bahkan untuk pertanyaan tak seharusnya pun akan dijawab dengan baik. Selain itu, sekarang saya tau dimana tempat mencari ebook novel lokal maupun luar secara gratis. Ah, sungguh menyenangkan.

Saya rasa, cukup mengenai goodreads pada tulisan saya kali ini. Mungkin, esok-esok saya akan menulis tentang hal lainnya. Saya ingat, bahwa dahulunya saya anti-dengan-membaca. Tetapi, lingkungan mengubah saya, serta kebiasaan. Saya percaya bahwa membaca dapat mengubah seseorang menjadi lebih baik, memberikan pemahaman yang lebih indah, serta berpikir secara realistis dengan jalurnya. Ah ya, jika teman-teman telah memiliki akun goodreads, mari kita berteman, silahkan kunjungi [Rifani Magrissa

Penutup, saya menemukan sebuah kalimat ini di sebuah grup baca,



Salam Literasi!

No comments:

Post a Comment